Selasa, 20 April 2010

Emansipasi Wanita : Sebuah Filosofi yang (kadang) Keblabasan

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
(Ibu Kita Kartini - W.R. Soepratman)


Saya rasa semua orang, baik itu wanita maupun pria setuju bahwa R.A. KArtini adalah sosok yang cukup inspiratif. Ide-idenya tentang persamaan gender, persamaan hak dalam bidang pendidikan, sosial, dan politik antara wanita dan pria sedikit banyak telah berpengaruh bagi perkembangan kultur sosial di Indonesia (khususnya). Tetapi, apakah perkembangan emansipasi wanita saat ini telah sesuai dengan cita-cita luhur Beliau? apakah kira-kira seandainya Beliau hidup dan melihat kondisi kaum yang diperjuangkan semasa hidupnya seperti sekarang ini merasa bangga atau malah sedih?

Ketika kita berbicara "Emansipasi Wanita" kita akan dihadapkan sebuah paradigma (yang menurut saya) keliru, banyak wanita menganggap bahwa emansipasi wanita bisa terwujud ketika wanita telah bisa "sederajat" dalam segala hal dengan pria. Lihat saja sekarang, berapa banyak wanita-wanita yang lebih mengedepankan karir mereka ketimbang mengurusi urusan keluarga? atau ketika wanita-wanita tersebut melupakan kodrat alamiah mereka untuk memberikan AsI kepada anaknya, tetapi dengan dalih pekerjaan dan kesibukan, mereka menolaknya, bahkan mempercayakan susu hasil buatan pabrik untuk anak mereka. Seolah mereka lebih bangga menjadi seorang "wanita karir yang sukses" daripada menjadi seorang "ibu yang baik".

Saya tidak menyalahkan kaum wanita akan hal ini, karena sesungguhnya fenomena ini adalah hasil dari perubahan kultur sosial yang baik disadari maupun tidak juga didukung oleh kaum pria. Beberapa pria memilih wanita yang mempunyai karir dan pendidikan tinggi, dengan alasan mereka terlihat lebih pintar, berwawasan, dan juga dapat membantu mencari nafkah. Maka kaum wanita pun seolah berlomba-lomba untuk mendapatkan jenjang pendidikan maupun karir yang setinggi-tingginya. Bahkan sekarang telah timbul fenomena "sang istri kerja, sedangkan suami mengurus anak di rumah". Lalu pertanyaan pun muncul, "Apakah ini yang disebut emansipasi? atau ini adalah "penjajahan atas wanita" dalam versi yang baru?"

Coba Anda lihat di tayangan televisi atau sekeliling Anda, berapa banyak perceraian ataupun pertengkaran keluarga yang terjadi karena fenomena ini? Lalu coba tanyakan pada nenek atau kakek Anda, apakah pada zaman dulu tingkat perceraian juga setingggi saat ini? Ini adalah salah satu bukti nyata bahwa telah terjadi perubahan mendasar akan kultur sosial di masyarakat. Menurut analisa saya, zaman dulu pergaulan dunia, secara khususnya pernikahan, dapat berjalan lancar karena istri memang menjadi "wanita" yang sesungguhnya. Mereka melaksanakan tugas wajib mereka, seperti : merawat anak, menjaga keluarga, memasak, dan seandainya mereka juga bekerja, mereka bekerja hanya sebagai sampingan ketika tugas utama mereka telah selesai. Sedangkan sekarang, banyaknya kasus perceraian terjadi karena seorang istri jarang ada di rumah, kurangnya perhatian istri akan keluarga dan suaminya, percekcokan hanya karena gaji istri lebih tinggi daripada suami. Seringnya seorang istri ataupun wanita keluar malam (merokok dan mabuk-mabukan), dengan dalih kebebasan, pun acapkali terjadi.Lalu inikah yang disebut "Kebebasan Wanita".

Tulisan ini saya tujukan bukan untuk mematikan perkembangan "Emansipasi Wanita", tetapi sebagai cermin untuk kita semua, baik wanita maupun pria, sudah sesuaikah kehidupan yang kita jalani dengan kodrat alami kita? Terserah Anda mungkin menganggap saya penganut feminisme atau genderisme, tapi saya ingin wanita tahu mana batas antara "persamaan hak" dan "melupakan kodrat" mereka. Akhir kata "SELAMAT HARI KARTINI, WANITA INDONESIA"

"Wanita adalah akan sempurna ketika mereka tahu bagaimana cara bersikap menjadi seorang wanita"

Senin, 19 April 2010

Para Pujangga Telah Mati

Para Pujangga Telah Mati
By : Rahadian_Rockstar

Kemarin kutanya pada pujangga apa itu puisi
Puisi adalah rangkaian kata kejujuran hati
Puisi adalah mimpi yang berkastilkan kilauan cinta

Ragu, aku ragu akan itu
Jika puisi adalah kejujuran hati
Mengapa orang terdustai oleh puisi?
Jika puisiitu cinta
Apakah cinta cukup hanya dengan puisi?

Apa mau mereka menyuruh kita mengkhayal impian?
Apa jadinya negeri jika semua orang jadi pemimpi?

Ini adalah dunia realitas fakta
Dimana sabda pujangga tak berarti
Ini bukan dunia puisi praktis
Dimana rangkaian kata menghasilkan pasti

Aku ingin kastil itu hancur
Kastil paradigma tentang puisi
Puisi bukan sabda dewa yang slalu benar
Puisi bukan kejujuran yang tak pernah berdusta

Tadi pagi, kubaca koran jalanan
Satu judul tertulis besar,
“PARA PUJANGGA TELAH MATI…”

Trying to Forget Missing You



Trying to Forget Missing You
By : Rahadian Rockstar


Em F# G A
Do you ever thinking of me
Think about my fell inside
Do you ever fell my hurtness
Feeling my sickness

There is too much your attention
Trying to changing me
There is too much my sacrifice
In this connection

Reff :
D A C Bm
I will flight far away
Trying to forget missing you
I will go from this way
Tired my heart understand you

All the story about you and me
Fully with biggest lie
All the story about you and me
That was accident

Everytime I spending with you
Always full with angried
Everytime I spending with you
That was disaster

I hope you will try to understand me
I hope you will try to appreciate me

Minggu, 18 April 2010

UMM : Kampus Unggulan atau Kampus Mercusuar???

Artikel ini tidak ditujukan untuk menjelek-jelekkan pihak terkait, tetapi sebagai saran dan masukan agar UMM dapat menjadi kampus unggulan yang sebenarnya.

Universitas Muhammadiyah Malang beberapa tahun terakhir terus berkembang menjadi salah satu kampus ternama, tidak hanya di lingkup regional tetapi juga telah mampu menembus skala Nasional bahkan Internasional. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya penghargaan yang dianugerahkan kepada “Kampus Putih” ini. Mulai dari Anugerah Kampus Unggulan (AKU), Kampus Penerima Hibah Dikti Terbesar (Ranking ke-7), Juara 1 Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2009, sampai Juara II Energy Award (melalui proyek PLTMH UMM) di Tingkat ASEAN.Acara-acara berskala Nasional pun sering memperyacakan “Kampus Putih” sebagai pelaksananya, sebut saja Milad 1 Abad Muhammadiyah dan Kontes Robot Indonesia 2010 yang akan dilaksanakan beberapa bulan terakhir ini. Pembangunan berbagai proyek dan fasilitas, baik yang berorientasi langsung terhadap bidang pendidikan maupun tidak, juga seolah tak berhenti dilakukan kampus ini, mulai dari Pembangunan DOME, Hotel, Rusunawa, Rumah Sakit, dan SPBU.

Sebagai seorang mahasiswa kampus setenar dan semodern UMM, tentu saja kebanggaan akan dengan mudah didapatkan. Hal itu pula yang awalnya membuat saya percaya dan memilih UMM sebagai tempat saya menjalani pendidikan jenjang sarjana. Beberapa bulan pun berlalu dari pertama kali saya menginjakkan kaki di UMM, permasalahan dan ketidaksesuaian antara kesan dari luar dan realita dalam kampus seolah mulai saya sadari. Beberapa faktor seperti :

1. Tenaga Pengajar, faktor ini meliputi :
a. Tingkat kemampuan tenaga pengajar yang kadang tidak sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkan,
b. Tingkat keterlambatan dan ketidakhadiran dosen yang cukup tinggi,
c. Kesesuaian materi ajar dengan kurikulum.
d. Masih terdapatnya KKN (secara halus dan tidak langsung) dalam pemberian nilai. Hal ini terutama terlihat saat ujian seminar PKN dan Skripsi

2. Fasilitas Pendukung, meliputi :
a. Fasilithttp://www.blogger.com/img/blank.gifas laboratorium yang kurang memadai (terutama untuk jurusan-jurusan yang minim peminat),
b. Kurikulum dan bahan ajar yang kadang kurang representatif dengan perkembangan dunia kerja,
c. Literatur-literatur perpustakaan yang dirasakan kurang up to date ,
d. Sampai pada proyek e-learning yang telah menghabiskan banyak dana (walaupun sampai saat ini tidak ada hasil nyatanya)

3. Birokrasi Kampus, meliputi :
a. Masalah Keuangan, seperti : pemotongan dana beasiswa, alokasi dana kegiatan (organisasi)yang kurang memadai, pengucuran dana hibah penelitian, yang kadang masih terdapat potongan (walaupun saya tidak tahu itu pungli atau memang ada aturannya)
b. Masalah Akademik, seperti penghapusan dan pengkonversian mata kuliah, pengurusan nilai mata kuliah yang tidak keluar, maupun kurikulum yang kadang tidak sesuai dengan dunia kerja
c. Maupun untuk Masalah Birokrasi Umum, seperti : pengurusan surat-menyurat yang kadang sengaja dibuat rumit dan berbelit-belit

Seperti yang saya ungkapkan pada awal artikel ini, saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan UMM, yang notabene adalah kampus saya sendiri. Tetapi saya hanya mencoba memberikan saran dan bahan pertimbangan untuk pihak-pihak terkait (terutama untuk birokrasi kalangan atas) agar dapat melihat lebih dalam dan mendetail tentang permasalahan di tiap-tiap fakultas dan jurusan, yang kadang sengaja dimanipulasi untuk kepentingan sesaat. Pihak kampus sebaiknya tidak hanya memikirkan proyek-proyek pembangunan berskala “WAH” (untuk menarik minat calon mahasiswa dan masyarakat umum), yang kadang bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan mahasiswa itu sendiri, tetapi juga memikirkan kebutuhan-kebutuhan akademik praktis yang sebenarnya lebih dibutuhkan mahasiswa (terutama untuk fasilitas Laboratorium dan Alokasi Dana Penelitian) daripada proyek-proyek tersebut. Sebut saja lapangan sepak bola belakang yang menurut saya kurang bermanfaat bagi mahasiswa secara keseluruhan, tetapi bayangkan jika separuh saja dana alokasi untuk pendirian lapangan tersebut digunakan untuk perbaikan laboratorium dan pembaharuan literautr-literatur perpustakaan.

Dan semoga Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak menjadi “Kampus Mercusuar” (terlihat bagus dari luar tetapi bobrok di dalam), melainkan benar-benar menjadi “Kampus Unggulan” di Indonesia bahkan Dunia.

Sumpah Mahasiswa: Antara Filosofi Dasar atau Retorika Belaka

Kami Mahasiswa Mahasiswi Indonesia Bersumpah :
1. Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan.
2. Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan.
3. Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan.


Pertama kali mendengar sumpah ini jujur benar-benar bangga dan memiliki apresisi tinggi terhadap mahasiswa-mahasiswi pencetusnya. Diucapkan dengan nada-nada perjuangan, semangat untuk mengubah negeri ini menjadi lebih baik, suara-suara yang bergema memenuhi ruangan "Ospek" waktu itu. Setelah disuguhi dengan video demonstrasi mahasiswa tahun 1998 dan video serta berita-berita ketidakadilan negara dan berbagai penindasan terhadap masyarakat arus bawah, para panitia "ospek" pun meminta kami untuk mengucapkan "Sumpah Mahasiswa" yang suci tersebut.

Setelah acara itu perkuliahan pun berjalan. Saya mulai melihat bahwa, seperti semua hukum yang berlaku di dunia ini, begitu mudah mahasiswa/i untuk mengucapkan sumpah semudah itu pula mereka melupakannya. Berbagai tindakan dan perilaku para mahasiswa seolah tak menunjukkan eksistensi dan loyalitas mereka terhadap sumpah tersebut.

1.Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan.
Kejadian kekerasan di berbagai kampus, baik dalam lingkup militer,sipil, maupun umum tentu sudah jelas mengoyak-oyak sumpah pertama yang setiap mahasiswa pernah ucapkan tersebut. Berbagai hal, baik secara fisik maupun psikis sering mereka lakukan dengan dalil “ketegasan” dan “kedisiplinan”.


2. Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan.

Ketika saya berbicara tentang keadilan, maka perspektif yang saya gunakan adalah perspektif menyeluruh, baik dilihat dari mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat luas pada umumnya. Bila kita lihat demonstrasi akhir-akhir ini, maka kita akan dengan mudah melihat bagaimana hampir setiap aksi mahasiswa selalu diwarnai dengan kekerasan. Ketika mereka berdalih bahwa mereka memboikot jalan ataupun membakar ban untuk menyampaikan aksinya, tanyakan juga pada mereka, “Apakah kalian tidak sedang mengganggu masyarakat yang ingin menggunakan fasilitas jalan tersebut? Apakah dengan cara ini kalian tidak sedang menghilangkan hak-hak pengguna jalan yang lain?” Mungkin itu contoh sederhana, tetapi bilakita ingat demonstrasi di Makassar beberapa bulan yang lalu, para mahasiswa dengan sikap arogansinya memboikot dan menghancurkan semua fasilitas umum hanya untuk menyampaikan aspirasi mereka, bahkan mereka melempari mobil ambulance yang sedang lewat. Apakah itu bentuk keadilan untuk masyarakat???

3.Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan.
Untuk satu hal ini saya akan mencoba melihat dari sudut pandang akademik para mahasiswa. Mereka selalu berkata bahwa mereka ingin bahasa yang jujur tanpa kebohongan sama sekali. Sekarang coba tanyakan kepada para mahasiswa, “Apakah kalian jujur ketika ujian? Apakah kalian jujur ketika menyampaikan nilai IP kepada keluarga di rumah? Apakah kalian juga jujur ketika keluarga menanyakan apa kegiatan kalian di kampus?” Jika dilihat dari sisi lain, jujur saya tidak terlalu percaya bahwa mereka berjuang benar-benar murni untuk negara, karena beberapa teman aktivis saya ikut berdemonstrasi hanya untuk mendapatkan uang dan makanan bungkusan dari seorang yang berkepentingan akan adanya demo tersebut.

Melalui tulisan ini, saya tidak bermaksud untuk menggeneralisasikan bahwa semua mahasiswa seperti yang saya ungkapkan tadi, dan saya juga tidak bermaksud untuk membuat mahasiswa benci akan “aktivis” tapi untuk semua Mahasiswa Indonesia saya harapkan dapat lebih dewasa dan mengerti bahwa mereka adalah pioner-pioner pembaharuan yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Kalau mahasiswa/i Indonesia masih seperti ini, maka jangan heran jika ketika mereka menjadi “pembesar-pembesar” negeri ini mereka hanya bisa beretorika tanpa ada bukti nyata perubahan bangsa.

“Perubahan yang dilakukan mahasiswa hanyalah sebatas ide, sampai mereka benar-benar menjadi penguasa negeri ini dan mewujudkan perubahan tersebut”

Hidup Mahasiswa!!!

Sabtu, 17 April 2010

Perguruan Tinggi Idaman : Sebuah Filosofi Pemikiran



Perguruan Tinggi Idaman dapat didefinisikan sebagai perguruan tinggi yang banyak diminati oleh masyarakat, baik awam maupun terpelajar, karena berbagai aspek dan pandangan mutu yang melingkupi dan dimiliki oleh perguruan tinggi itu sendiri. Ketika kita berdasar bahwa “mutu” itu sendiri memiliki arti yang berbeda-beda untuk tiap orang, maka begitu juga dengan Perguruan Tinggi Idaman itu sendiri. Setiap orang pasti memiliki pandangannya sendiri dalam menentukan PT mana yang terbaik menurutnya.

Walaupun terdapat berbagai dasar untuk menentukan perguruan tinggi idaman, beberapa pakar, begitu juga masyarakat memiliki beberapa parameter yang sering digunakan untuk menentukan sebuah perguruan tinggi itu layak menjadi idaman atau tidak. Parameter tersebut adalah :

a. Brand Image
Brand Image dapat diartikan sebagai pemahaman dan kesan yang ditimbulkan oleh sebuah perguruan tinggi. PTN sangat diuntungkan oleh faktor ini, kesan sebagai perguruan tinggi yang berkualitas tetapi tetap murah sudah lama berakar di hati masyarakat awam. Tetapi belakangan hal ini mulai berubah, PTS yang selama ini dipandang hanya sebagai jalur kedua, jika calon mahasiswa tidak diterima di PTN, mulai memiliki brand image yang kuat dan tidak kalah dengan PTN-PTN ternama. Hal ini tentu tidak terlepas dari usaha PTS untuk memperbaiki kualitas dan fasilitas pendidikan mereka.


b. Akreditasi

Walaupun faktor ini belakangan mulai kurang diperhatikan oleh masyarakat, tetapi faktor “Akreditasi” dalam proses penentuan perguruan tinggi masih memiliki prosentase yang cukup besar. Tentu saja hal ini karena akreditasi sering dianggap sebagai “nilai” untuk perguruan tinggi tersebut.

c. Kualitas Pendidikan
Hal inilah yang menurut saya seharusnya menjadi faktor paling penting dalam proses penentuan tentang baik atau tidaknya sebuah perguruan tinggi. Kualitas Pendidikan sendiri memiliki beberapa faktor pendukung, seperti :
1. Kualitas Tenaga Pengajar (Bahan Ajar Dosen, Motivasi dalam mengajar, Tingkat pendidikan pengajar, dan kurikulum yang diajarkan)
2. Fasilitas Pendukung Pengajaran (Ruang Kelas, Laboratorium, dan Perpustakaan)
3. Kesesuaian kurikulum yang diajarkan dengan kebutuhan dunia kerja secara nyata

d. Pembelajaran Organisasi
Walaupun semua pihak menganggap bahwa pembelajaran organisasi sangat penting dalam proses pembelajan seorang mahasiswa, tetapi sampai saat ini faktor ini kurang diperhatikan oleh pihak kampus. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya alokasi dana yang dianggarkan oleh pihak kampus untuk bidang organisasi dan kemahasiswaan. Tentu saja kepedulian pihak birokrasi kampus untuk bidang organisasi sangat penting dalam menentukan baik atau tidaknya sebuah perguruan tinggi itu sendiri.


e. Kualitas Lulusan

Hasil akhir dari perguruan tinggi tentunya adalah tenaga-tenaga sarjana yang siap bekerja dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini tentu berafiliasi dengan link-link dan nama baik perguruan tinggi tersebut dengan perusahaan-perusahaan di dunia kerja.

f. Pembelajaran Kewirausahaan
Faktor inilah yang pada akhir-akhir ini mulai dikembangkan oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kemampuan alumni dalam mendirikan usaha, baik berskala kecil, menengah, maupun besar, tentu akan memberi nilai lebih bagi sebuah perguruan tinggi tersebut

Faktor-faktor tersebut tentu tidak bisa berdiri secara individu, karena setiap faktor akan mempengaruhi faktor yang lain. Sehingga jika sebuah perguruan tinggi ingin menjadi idaman dan memperbaiki kualitasnya tentu harus mulai melihat dan membangun pondasi-pondasi untuk beberapa pilar pendukung tersebut. Dan semoga sedikit pemikiran ini dapat membantu berbagai pihak untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Amin.

Bantengan Nuswantara 2010



BANTENGAN NUSWANTARA


"Bantengan" yang selama ini seringkali dicemooh karena dianggap kesenian yang dekat dengan ilmu sihir dan kesesatan (karena dalam pelaksanaannya sering mengundang roh makhluk halus) akan mendapatkan definisi baru melalui acara ini. Bantengan sebenarnya adalah sebuah kesenian yang menjadi simbol perlawanan masyarakat zaman penjajahan dalam melawan penjajah.

Acara ini adalah hasil karya Komunitas Penggiat Budaya Indonesia yang bertujuan untuk melestarikan kesenian "Bantengan".

Kota Batu : Kota Apel atau Kota Wisata



Kota Wisata Batu??????

Itulah yang kini sedang dipromosikan dengan gencar oleh pemerintah kota batu sendiri. Memang sebagai kota yang memiliki lokasi dan keindahan alam yang cukup menakjubkan, Kota Batu memiliki potensi tersendiri untuk menjadi tempat berwisata. Sambut bergayung, niat Pemerintah Kota Batu untuk menjadikan kota ini kota wisata disambut baik oleh berbagai investor, baik dari lokal, nasional, bahkan internasional pun tertarik untuk menanamkan sahamnya di kota ini. Hal ini dapat terlihat jelas manakala berbagai proyek pembangunan obyek wisata berskala besar dan prestigious didirikan di kota ini. Sebut saja Jawa Timur Park (2004), Batu Night Spectacular (2008), dan Taman Satwa (2009).

Keadaan ini tentu sangatlah bagus terutama untuk sebuah kota yang baru berumur 7 tahun. Tapi di sisi lain Kota Batu seolah mulai melupakan ciri khas utamanya, Kota Apel. Apel yang dulunya menjadi komoditas utama kota ini kini mulai ditinggalkan penduduk dan pemerintah. Hal ini terlihat ketika kita bertanya ke seorang penjaja apel di tepi jalan, dia berkata bahwa apel yang dia jual bukanlah berasal dari Kota Batu. Bukti lain adalah semakin sepinya (kalau tidak mau dibilang tutupnya) Pasar Khusus Apel, yang berlokasi di salah satu sudut Pasar Besar Kota Batu. Alokasi wilayah untuk pertanian (khususnya pertanian apel) juga semakin terbatas dan berkurang karena banyaknya lahan yang dipakai untuk pendirian lokasi wisata baru.

Sebenarnya fenomena ini mulai terlihat sejak didirikannya Jawa Timur Park (2004). Sebagai obyek wisata baru, JTP bisa dibilang merupakan revolusioner di bidang Pariwisata. Mulai dari investasi yang cukup tinggi, omset pemasukan yang "wah", luas yang sangat megah, dan pemilihan lokasi yang brilian. Pemilihan Lokasi bisa dibilang sangat brilian karena lokasi JTP tidak berada di daerah yang memiliki pemandangan maupun jalan masuk yang strategis. Seolah menjadi pioner yang berhasil. Jalan serupa (pemilihan lokasi) juga kemudian diikuti oleh pendirian BNS dan Taman Satwa.

Hal lain yang menjadi faktor begitu pesatnya pertumbuhan kota wisata batu adalah kebijakan pemerintah yang seolah "Open Policy" terhadap semua investasi yang masuk ke kota ini. Hal ini tentu saja akan menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Sisi positifnya adalah semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung, pemasukan daerah meningkat tajam, dan masyarakat kota batu mendapatkan lapangan pekerjaan baru. Sedangkan dampak negatifnya adalah terciptanya kesenjangan sosial dan perubahan kultur masyarakat, yang mulai melupakan sisi religiusitasnya. Semakin terkenalnya kawasan Songgoriti sebagai kawasan "XXX" adalah contoh nyata untuk hal ini.

Sebenarnya baik "Kota Apel" maupun "Kota Wisata", merupakan tujuan yang baik selama dalam hal pelaksanaannya tidak melupakan aspek-aspek kemanusiaan dan pemerataan kesejahteraan. Tetapi akan cukup disayangkan bila pondasi "Kota Wisata" didirikan dengan cara menghancurkan ciri khas utama Kota Batu sebagi "Kota Apel"

Sistem metabolisme

Seorang penyelidik Amerika, Walter Cannon, memperkenalkan istilah “homeostasis” untuk mencirikan stabilitas internal fungsi tubuh manusia yang luar biasa. Suhu inti, volume cairan, pH darah, dan banyak fungsi tuhuh lain yang hampir tetap sama bahkan dalam lingkungan alami kita yang ekstrim.

Pada akhirnya, tubuh manusia juga mempertahankan keseimbangan antara asupan dan hasil energi. Asupan energi ditentukan oleh nutrisi, dari mana energi yang disimpan secara kimia dilepaskan selama proses metabolis dalam tubuh. Hasil energi sebagian bsar berupa panas dan kerja. Kerja diukur dari kegunaan energi secara fisik, misalnya energi diteruskan pada obyek luar. Jumlah kerja eksternal yang dilakukan seperti ini berbeda pada tiap orang, tergantung pada keadaan fisik dan olah raga yang dilakukan. Terdapat hubungan erat antara metabolis, peredaran darah, dan sistem pernapasan.


Metabolisme Manusia dan Kerjanya


Istilah “metabolisme” mengacu pada proses kimiawi dalam tubuh yang hidup. Dalam lingku kecil, istilah ini digunakan untuk menggambarkan (seluruh) proses pelepasan energi.

Keseimbangan antara asupan energi I (melalui nutrisi) dan hasilnya dapat dinyatakan dalam persamaan

I = M= H + W + S (2-1)
Dimana M sebagai energi metabolis yang dihasilkan, yang dibagi kedalam panas H yang harus dikeluarkan, kerja W, dan perubahan simpanan energi S dalam tubuh. (Perolehan S dihitung positif, hilangnya dihitung negatif.)

Anggap tidak terjadi perubahan simpanan energi dan tidak ada panas yang diperoleh dari atau hilang ke lingkungan, kita bisa menyederhanakan peramaan keseimbangan energi kedalam

I = H + W (2-2)

Dalam aktivitas sehari-hari, sekitar 5 persen saja atau kurang asupan energi diubah menajadi “kerja” – misalnya, energi diteruskan ke luar obyek; dalam keadaan baik, atlet yang dilatih saat malam mungkin dapat mencapai 25 persen. Sisanya, yang pasti merupakan porsi asupan terbesar, akhirnya diubah menjadi panas.

Kerja (dalam arti fisik) dilakukan oleh otot tulang, yang menggerakkan bagian-bagian tubuh melawan daya tahan eksternal. Untuk itu, otot dapat mengubah (dalam mitokondrianya) energi kimia menjadi kerja fisik atau energi. Dari istirahat, otot dapat meningkatkan penghasilan energinya sampai lima puluh kali lipat. Perbedaan yang sangat besar dalam kecepatan metabolis seperti ini tidak hanya memerlukan suplai nutrisi dan oksigen ke otot yang dapat beradaptasi dengan cepat, tetapi juga menghasilkan sejumlah besar produk sisa (sebagian besar berupa panas, karbon dioksida, dan air) yang harus dilepaskan. Oleh karenanya, selama kerja fisik dilakukan, kemampuan untuk mempertahankan ekuilibrium internal tubuh sangat tergantung pada fungsi peredaran darah dan pernapasan yang pada otot yang terlibat. Diantara fungsi-fungsi ini, pengendalian suhu tubuh khususnya penting. Fungsi ini berinteraksi dengan lingkungan luar, terutama suhu dan kelembaban sekitar, sebagaimana dibahas lebih rinci pada Bab 5.

Perubahan Energi dalam Tubuh Manusia

Pada organisme hidup, seperti tubuh manusia, perubahan energi melibatkan reaksi-reaksi kimia yang melepaskan energi, biasanya berupa panas, atau memerlukan energi. Reaksi yang melepaskan energi, yaitu katabolisme, bersifat eksergonik (atau eksortemik). Reaksi yang memerlukan energi, yaitu anabolisme, memerlukan asupan energi dan bersifat endergonik (atau endotermik). Biasanya, kerusakan ikatan molekuler bersifat eksogonik, sedangkan pembentukan ikatan bersifat endergonik. Kerusakan ikatan melepaskan jumlah energi yang berbeda, tergantung pada kombinasi molekuler. Seringnya, reaksi tidak hanya dari yang paling kompleks menuju keadaan yang paling sederhana, tetapi proses tercapai langkah demi langkah, dengan tahap-tahap menengah dan untuk sementara waktu tidak selesai.

Energi disuplai ke tubuh dalam makanan atau minuman. Energi terkandung dalam senyawa kimia khusus yang berubah sepanjang proses pencernaan dan kemudian, dalam asimilasi berikutnya, dikumpulkan lagi pada kombinasi molekuler yang berbeda. Kandungan energinya dapat dilepaskan untuk digunakan oleh tubuh; para ergonom utamanya tertarik dalam penggunaan energi oleh otot untuk melakukan kerja fisik.

JALUR ENERGI

Di mulut, pengunyahan menghancurkan struktur makanan secara mekanis, dan ludah mulai melakukan pemecahan kimia. 99,5 persen ludah berupa air (pelarut) dan 0,5 persennya berupa garam, enzim, dan bahan-bahan kimia lain. Lisozim enzim menghancurkan bakteri, sehingga melindungi membran selaput lendir dari infeksi dan melindungi gigi dari pembusukan. Enzim lain, salivari amilase, menghancurkan zat tepung.

Selama penelanan, pernapasan berhenti dan epiglotis menutup selama satu atau dua detik sehingga makanan dapat menghindari batang tenggorokan (trakea) dan meluncur ke kerongkongan (esofagus). Cairan memerlukan sekitar satu detik saja, tetapi makanan padat memerlukan sampai delapan detik untuk masuk ke perut.

Perut menghasilkan gelombang halus, dua atau empat per menit, yang mencampur makanan dengan getah lambung. Alkohol diserap paling banyak di perut karena perut memiliki getah lambung yang memecah protein secara kimia, tetapi tidak begitu memecah lemak dan karbohidrat. Makanan yang kaya karbohidrat meninggalkan perut dalam dua jam, sedangkan makanan yang mengandung protein lebih lambat; makanan berlemak tetap berada di perut sampai enam jam.


Isi perut bermuara pada ujung usus kecil, yang disebut duodenum (Bahasa latin untuk “12 jari,” yang menunjukkan panjang bagian usus tersebut). Disini, pencernaan kimia yang sebenarnya terjadi melalui pemecahan molekul-molekul besar yang kompleks menjadi yang lebih kecil. Molekul yang lebih kecil ini dapat diangkut melalui membran sel dan diserap kedalam darah dan limpa. Makanan memerlukan waktu tiga sampai lima jam untuk bergerak sepanjang usus kecil, yang berupa sebuah pipa berdiameter sekitar 3 cm dan panjang 7 m. Selama itu, sekitar 90 persen dari seluruh nutrisi diekstraksi.

Dalam usus besar berikutnya, pemrosesan akhir selesai dilakukan, dan sampah padat disisihkan sebagai tinja.

Makanan yang telah dicerna dan diserap diasimilasi – misalnya, dikumpulkan lagi kedalam molekul baru yang dapat digunakan untuk pertumbuhan badan dan perbaikan, atau dengan mudah diturunkan untuk melepaskan atau menyimpan energi.

Secara keseluruhan, diperlukan waktu 5 sampai 12 jam setelah makan untuk mengekstraksi nutrisinya dan membawanya ke sistem pencernaan.

Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel, dimana bahan-bahan bernutrisi diolah. Bahan-bahan tersebut juga dibawa oleh peredaran darah dari saluran pencernaan. Hasil samping metabolisme (CO2, panas, dan air) dikeluarkan oleh peredaran darah. Sistem peredaran darah dan sistem pernapasan saling terkait erat.

Air merupakan komponen berat badan yang paling besar, menyusun sampai sekitar 60 persen dari berat badan pria dan 50 persen pada wanita. Pada orang yang langsing, persentasi total air lebih tinggi daripada orang yang gemuk, karena jaringan adiposa mengandung sangat sedikit air. Hubungan antara air dan massa tubuh tanpa lemak cenderung tetap pada orang dewasa yang “normal,” sekitar 75 persen. Perubahan-perubahan kecil dalam hidrasi masih normal, biasanya sebesar 2 persen, karena terjadi selama siklus menstruasi pada wanita.

Darah
Sekitar 10 persen dari total volume cairan terdiri atas darah, tergantung dari usia, jenis kelamin, dan olah raga yang dilakukan. Normalnya, terdapat empat sampai 4,5 L darah pada wanita dan 5 sampai 6 L pada pria. Panas khusus darah sebesar 3,85 joule (J) (0,92 kalori) per gram.

Dari total volume darah, sekitar 55 persennya berupa plasma, yang kebanyakan berupa air. 45 persen sisanya terdiri dari elemen terbentuk (padat), terutama sel merah (eritrosit), sel putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Persentase volume sel merah dalam total volume darah disebut hematokrit.

Kelompok Darah

Pada tahun 1930, seorang dokter Australia, Karl Landsteiner (1868-1943), menunjukkan bahwa darah manusia dapat dibagi kedalam empat tipe. Pengetahuan ini membuat transfusi darah menjadi aman (Asimov 1989).

Darah digolongkan kedalam empat tipe, sesuai dengan kandungan antigen dan antibodi tertentu: O, A, B, dan AB. Pentingnya penggolongan ini terutama terletak pada reaksi ketidaksesuaian antar tipe dalam transfusi darah. Penggolongan lain mengategorikan darah sesuai dengan faktor resusnya (Rh).

Fungsi

Darah membawa bahan-bahan terlarut – terutama oksigen dan bahan-bahan bergizi – serta berbagai hormon, enzim, garam, dan vitamin. Darah mengangkat produk-produk buangan, termasuk karbon dioksida terlarut dan panas.

Sel darah merah mengangkut oksigen. Oksigen terikat pada hemoglobin, besi yang mengandung molekul protein sel darah merah. Tiap molekul hemoglobin mengandung empat atom besi, yang menyatukan secara longgar dan dapat dibalik dengan empat molekul oksigen. Molekul-molekul hemoglobin dapat bereaksi secara serempak dengan oksigen dan karbon dioksida. Hemoglobin memiliki afinitas karbon monoksida (CO) yang tinggi, yang menggunakan ruang bila tidak digunakan oleh oksigen; sifat ini menjelaskan toksisitas CO.

Arsitektur Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah secara nominal terbagi kedalam dua subsistem: sirkuit sistemik dan pulmonari, masing-masing didukung oleh satu setengah jantung (yang dapat dianggap sebagai dua kali lipat pompa). Sisi kiri jantung menyuplai bagian sistemik, yang bercabang dari arteri melalui pembuluh arteri dan kapiler menuju ke organ metabolisme (misalnya, otot); dari sini, cabang tersebut bergabung lagi dari venula ke vena yang menuju pada sisi kanan jantung. Sistem pulmonari berawal dari ventrikel kanan, yang mendorong aliran darah melalui arteri pulmonari, paru-paru, dan vena pulmonari menuju ke sisi kiri jantung.

Masing-masing setengah jantung memiliki atrium dan sebuah bilik (ventrikel) – ketepatan memompa. Atrium menerima darah dari vena, yang kemudian dibawa ke ventrikel melalui sebuah katup. Pada intinya, jantung merupakan otot berlubang yang membuat darah mengalir melalui kontraksi serta dengan bantuan katup-katup.


Ventrikel terisi melalui kendali katup yang terbuka dari atrium. Otot jantung berkontraksi (disebut sebagai sistole), dan ketika tekanan internal setara dengan tekanan aorta, katup aorta terbuka dan darah keluar dari jantung menuju ke sistem sistemik. Kontraksi jantung yang terus berlanjut meningkatkan tekanan lebih lanjut, karena sedikit saja volume darah yang dapat keluar dari aorta daripada jantung yang menekannya. Sebagian dari volume yang berlebih ditahan dalam aorta dan cabang-cabangnya yang besar, yang bertindak sebagai tekanan pembuluh yang elastis. Kemudian, katup aorta menutup seiring dengan permulaan relaksasi (distole) jantung, sementara sifat-sifat elastis dinding aorta mendorong darah yang disimpan kedalam pohon arteri, dimana pembuluh darah yang elastis memperlancar gelombang volume darah. Saat istirahat, sekitar setengah dari volume dalam ventrikel (volume gerak) dikeluarkan, sementara setengah yang lain (volume sisa) tetap berada didalam jantung. Selama berolah raga, jantung mengeluarkan sejumlah besar volume yang dikandungnya dan meningkatkan frekuensi kontraksinya. Ketika banyak darah yang diperlukan, tetapi tidak dapat disediakan, seperti selama melakukan pekerjaan fisik yang sangat berat dengan kelompok otot yang kecil atau selama kontraksi isometris terjaga, denyut jantung bisa menjadi sangat tinggi.

Pada denyut jantung 75 denyut/menit, diastole terjadi kurang dari 0,5 detik dan sistole lebih dari 0,3 detik; pada denyut jantung 150 detik/menit, masing-masing lama waktunya mendekati 0,2 detik. Oleh karenanya, meningkatnya denyut jantung sebagian besar terjadi dengan memperpendek durasi diastole.

Sel-sel jantung khusus (sinoatrial node) berfungsi sebagai “pendamai,” yang menentukan frekuensi kontraksi dengan menyebarkan rangsangan ke sel-sel otot jantung yang lain. Jantung memiliki sistem kendali intrinsiknya sendiri, yang menjalankan 50 sampai 70 tempo/menit saat pengaruh eksternal tidak ada. Perubahan kerja jantung berakar dari sistem susunan syaraf pusat.

Peristiwa-peristiwa pada jantung bagian kanan sama dengan yang terjadi pada jantung bagian kiri, tetapi tekanan dalam arteri pulmonari hanya sekitar seperlima dari masa sistole jantung bagian kiri.


Kekuatan kerja miokardial dicatat dalam elektrokardiogram (EKG, ECG). Gelombang yang berbeda telah diberi penanda alfabet: Gelombang P dikaitkan dengan stimulasi elektrik atrium, sedangkan gelombang Q, R, S, dan T dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa ventrikular. EKG digunakan terutama untuk diagnosa klinis; akan tetapi, dengan peralatan yang sesuai, EKG dapat digunakan untuk menghitung dan mencatat denyut jantung. Gambar 2-3 menunjukkan peristiwa elektrik, tekanan, dan suara selama siklus kontraksi-relaksasi jantung.

Jalan Darah
Karena volume darah yang ada tidak beragam, produksi jantung dapat dipengaruhi oleh dua faktor: frekuensi kontraksi (denyut jantung) dan tekanan yang dihasilkan oleh tiap kontraksi dalam darah. Keduanya menentukan volume menit (jantung). Produksi jantung orang dewasa saat istirahat sekitar 5 L/menit. Selama olah raga berat, level ini mungkin ditingkatkan oleh lima faktor, sampai sekitar 23 L/menit, sementara seorang atlet terlatih bisa mencapai 35 L/menit.

Jantung yang sehat dapat memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh daripada kebutuhan normal. Oleh sebab itu, batasan peredaran darah cenderung lebih terletak pada kemampuan pengangkutan pembuluh sistem peredaran darah daripada jantung itu sendiri. Sebagaimana telah disebutkan, bagian arteri sistem pembuluh darah (sebelum organ metabolisme) memiliki dinding yang relatif kuat dan bertindak sebagai pembuluh tekanan. Dengan demikian arteri dpat membawa gelombang tekanan sampai jauh kedalam tubuh, walaupun sepanjang jalan tersebut banyak tekanan yang hilang. Pada arteri organ pengguna, tekanan darah dikurangi sampai nilainya kira-kira sepertiga pada aorta jantung.

Saat darah meresap melalui kapiler ke organ-organ pengguna (misalnya, otot), perbedaan tekanan dari sisi arteri ke sisi vena memelihara pengangkutan darah melalui alas kapiler. Disini terjadi pertukaran oksigen, nutrisi, dan hasil samping metabolisme antara jaringan yang bekerja dengan darah. Bila kurangnya oksigen atau akumulasi metabolit memerlukan aliran darah yang tinggi, otot-otot halus yang melingkari pembuluh darah tetap mengendur, sehingga memungkinkan jalan tetap terbuka. Lubang lintas bagian yang besar mengurangi kecepatan aliran darah dan tekanan darah, sehingga memungkinkan nutrisi dan oksigen memasuki ruang ekstraselular jaringan dan memungkinkan darah menerima hasil samping metabolisme dari jaringan.

Penyempitan alas kapiler dengan mengencangkan otot halus yang melingkar mengurangi aliran darah lokal sehingga organ-organ lain yang lebih membutuhkan darah dapat disuplai dengan lebih baik. Pemampatan alas kapiler seperti ini dapat terjadi juga bila otot itu sendiri berkontraksi dengan kuat, lebih dari 20 persen kemampuan maksimalnya. Bila kontraksi ini terjadi dipertahankan, otot menghalangi atau menutup sendiri suplai darahnya dan tidak dapat meneruskan kontraksi. Jadi, kontraksi kuat yang terus-menerus stabil ini dibatasi sendiri. (Ingat pembahasan tentang daya tahan otot pada Bab 1). Contoh khas bagaimana otot memotong aliran darahnya sendiri adalah pada kerja tambahan, saat otot harus menjaga lengan terangkat. Setelah beberapa saat, kita harus menurunkan lengan secara bebas untuk membuat otot kendur dan memperbarui aliran darah.

Perancang peralatan dan tugas kerja harus memperhatikan untuk tidak meminta dilakukannya kontraksi otot yang terus-menerus – misalnya, menjaga tubuh tetap dalam posisinya atau menggenggam suatu pegangan dengan erat. Sebaliknya, suatu pekerjaan harus memungkinkan sering terjadinya perubahan tegangan otot, yang dapat dicapai dengan melakukan gerakan.

Bagian vena dari sistem sistemik memiliki bagian lintas yang besar dan menyediakan daya tahan terhadap aliran yang rendah; disini terjadi sekitar sepersepuluh saja total tekanan yang hilang. Katup-katup dibuat kedalam sistem vena, sehingga memungkinkan darah mengalir hanya kearah ventrikel kanan.

Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan tetap dalam sebatang cairan tergantung pada tinggi batang tersebut. Akan tetapi, tekanan hidrostatik pada kaki seseorang yang berdiri, misalnya, mengubah nilai ini: Pada seseorang yang berdiri, tekanan arteri pada kaki mungkin hanya sekitar 100mm Hg lebih tinggi daripada kepalanya. Meskipun demikian, darah, air, dan cairan tubuh yang lain pada kaki dan tangan yang lebih rendah digenangkan disitu, mengakibatkan peningkatan volume kaki dan tangan yang terkenal (pergelangan yang membengkak), terutama ketika seseorang berdiri atau duduk tak bergerak.

Peraturan Peredaran Darah

Bila konsentrasi metabolit pada otot meningkat, otot halus yang melingkari pembuluh darah akan mengendur, sehingga memungkinkan lebih banyak darah mengaliir. Pada saat yang sama, sinyal dari sistem syaraf pusat (CSN) dapat memicu penyempitan pembuluh lain yang kurang penting dan tengah menyuplai darah ke semua organ. Hal ini akan mengakibatkan redistribusi suplai darah, yang baik bagi otot-otot tulang pada sistem pencernaan (prinsip “otot pada pencernaan”). Akan tetapi, bahkan pada olah raga berta, aliran darah sistemik begitu terkendali sehingga tekanan darah arteri cukup untuk suplai darah yang memadai ke otak, jantung, dan organ penting yang lain. Untuk memenuhinya, perintah vasokonstriktif neural dapat mengesampingkan kendali lokal yang lambat. Misalnya, pusat pengaturan suhu pada hipotalamus dapat mempengaruhi vasodilasi pada kulit bila hal ini diperlukan untuk memepertahankan suhu tubuh yang sesuai, bahkan bila hal ini berarti pengurangan aliran darah ke otot yang tengah bekerja (prinsip “kulit pada otot”).

Denyut jantung terkait dengan kecepatan oksigen. Denyut jantung biasanya membantu penggunaan oksigen sehingga produksi energi pada otot yang tengah bekerja secara dinamis pada mode linear dari yang kerja cukupan sampai agak berat. Akan tetapi, denyut jantung pada tingkat asupan oksigen tertentu lebih tinggi ketika kerja dilakukan dengan tangan daripada dengan kaki. Hal ini mencerminkan penggunaan otot dan massa otot yang berbeda dengan tuas lengan yang berbeda untuk bekerja. Otot yang lebih kecil melakukan kerja eksternal yang sama karena otot yang lebih besar lebih tegang dan memerlukan lebih banyak oksigen. Demikian pula, kontraksi otot yang tetap (isometrik) meningkatkan denyut jantung, terutama karena tubuh berusaha membawa darah ke otot yang menegang.

Bekerja di lingkungan yang panas menyebabkan denyut jantung yang lebih tinggi daripada bekerja pada suhu sedang, sebagaimana dibahas pada Bab 5. Emosi seperti gugup, khawatir, dan takut dapat mempengaruhi denyut jantung saat istirahat dan selama kerja ringan.

Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan menyediakan oksigen untuk metabolisme tubuh dan mengeluarkan hasil samping metabolisme. Sistem peredaran darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel yang mengonsumsi oksigen. Sistem peredaran darah juga membawa “bahan bakar,” seperti, derivatif karbohidrat dan lemak, ke seluruh sel dan memindahkan hasil samping metabolisme dari tempat-tempat pembakaran. Sistem metabolisme mendukung proses-proses kimiawi dalam tubuh, terutama yang menghasilkan energi (Kroemer dkk. 1997).


Volume Pernapasan

Volume pertukaran udara dalam paru-paru bergantung pada kebutuhan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Ketika otot-otot pernapasan mengendur, masih ada udara yang tertinggal dalam paru-paru. Ekspirasi maksimal yang dipaksakan mengurangi jumlah udara, disebut kapasitas residual (atau volume residual); lihat Gambar 2-2. Inspirasi maksimal menambah volume, disebut kapasitas vital. Kedua volume ini disebut kapasitas total paru-paru. Hanya volume tidal yang bergerak, meninggalkan volume cadangan inspirator dan ekspirator dalam kapasitas vital selama beristirahat atau pada saat bekerja ringan.

Kapasitas vital dan volume pernapasan lain biasanya diukur dengan bantuan spirometer. Hasil yang diperoleh bergantung pada usia, latihan, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan posisi badan seseorang. Total volume paru-paru pemuda berbadan tinggi yang rajin berolah raga antara 7 dan 8 liter (L), dan kapasitas vitalnya sampai 6 L. Wanita memiliki volume paru-paru sekitar 10 persen lebih kecil, dan orang yang tidak berolah raga memiliki volume sekitar 60 sampai 80 persen dari orang yang berolah raga.

Ventilasi pulmonari adalah pergerakan gas kedalam dan keluar paru-paru. Ventilasi ini dihitung dengan mengalikan frekuensi bernapas dan volume tidal yang sudah habis. Hasilnya disebut (habisnya pernapasan) volume menit. Saat istirahat, seseorang bernapas 10 sampai 20 kali setiap menit. Saat latihan ringan, volume tidal meningkat, sementara pada kerja yang lebih berat, frekuensi pernapasan dengan cepat meningkat sampai sekitar 45 napas/menit, bersamaan dengan volume tidal yang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi bernapas, yang dapat diukur dengan mudah, bukan merupakan indikator yang dapat dipercaya atas berat ringannya kerja yang dilakukan.


Sistem pernapasan dapat berkali lipat meningkatkan volume udara yang digerakkannya dn jumlah oksigen yang diserapnya. Volume menit dapat ditingkatkan dari sekitar 5 L/menit sampai 100 L/menit atau lebih, yang merupakan peningkatan volume udara dengan faktor 20 atau lebih. Walaupun tidak benar-benar terkait langsung dengan volume menit, asupan oksigen menunjukkan peningkatan yang sama.

Antropologi dan Antropometri

Antropologi, studi tentang umat manusia, pada intinya berisfat filosofis dan estetika hingga sekitar pertengahan abad kesembilanbelas. Namun, ukuran dan proporsi tubuh manusia selalu menjadi perhatian seniman, pejuang dan dokter. Antropologi fisik adalah sub disiplin ilmiah antropologi dimana bagian tubuh –terutama tulang- diukur dan dibandingkan. Di pertengahan abad ke-19, ahli statistik Belgia Adolphe Quetelet pertama kali menerapkan statistik pada data antropologi. Hingga akhir abad ke-19, antropometri merupakan disiplin ilmu yang diterapkan secara luas, digunakan baik dalam mengukur tulang orang pertama maupun dalam memperkirakan ukuran tubuh dan proporsi orang sekarang. Keturunan baru, biomekanik, telah ddikembangkan. Saat ini, para insinyur semakin tertarik pada aplikasi informasi antropometrik dan biokimia, terutama pada desain alat dan penyusunan stasiun kerja.


Sejarah

Di tahun 1316, Mondine D. Luzzi, profesor di sekolah medis Bologna, Italia, menerbitkan buku pertama yang secara keseluruhan mencurahkan pada anatomi. Ahli anatomi Flemish Andreas Vesalius, di awal abad ke-16, menumbangkan banyak gagasan Yunani dan Mesir tradisional, tapi yang keliru tentang anatomi tubuh manusia dalam bukunya De Corporis Humani Fabrica, mengenai struktur tubuh manusia. Buku itu berisi ilustrasi yang cermat tentang fakta-fakta anatomi, yang digambar oleh siswa Titian (Asimov1989)

Penyatuan metode pengukuran menjadi perlu dan dicapai oleh para antropolog yang mengadakan pertemuan tahun 1906 di Monaco dan 1912 di Jenewa. Mereka menentukan tanda tulang di tubuh, ke dan dari mana ukuran diambil. Di tahun 1914 buku teks yang berwenang diterbitkan. Lehrbuch der Antropologie milik Martin, edisi yang membentuk disiplin selama beberapa dekade. Mulai di tahun 60-an, kebutuhan tehnik baru akan informasi antropometrik, tehnik pengukuran yang baru berkembang, dan pertimbangan statistik yang maju mendorong kebutuhan akan standarisasi yang diperbarui. Di tahun 80-an, Organisasi Standarisasi Internasional (ISO) mulai upaya untuk menstandarisasikan ukuran antropometrik dan tehnik pengukuran dunia.


Tehnik Pengukuran
Ukuran tubuh biasanya ditentukan dengan dua titik ujung jarak yang diukur. Sebagai misal, panjang lengan tangan diukur sebagai jarak siku ke ujung jari; tinggi mulai di lantai di mana subyek berdiri dan hingga titik tertinggi pada tengkorak.


Tehnik khusus dan konvensi pengukuran telah dijelaskan dalam bahasa Inggris oleh Garrett dan Kennedy (1971), Gordon et al (1989), Kroemer (1999a), Kroemer et al (1997), Lohman et al (1988), NASA/Webb (1978), dan Roebuck (1995). Publikasi ini menyediakan informasi lengkap tentang prosedur dan tehnik pengukuran tradisional.



Teknik pengukuran klasik.
Alat pengukuran konvensional sangat sederhana. Pada Teknik Morant, seseorang menggunakan seperangkat jaringan, yang biasanya dilekatkan pada sudut dalam dari dua dinding vertikal yang bertemu pada sudut yang tepat. Subyek ditempatkan di bagian depan jaringan, dan proyeksi tubuh pada jaringan digunakan untuk mengukur variabel antropometris. Jig seperti kotak dengan jaringan menyediakan referensi bagi pengukuran dimensi kepala dan kaki.


Banyak tanda tulang tidak dapat diproyeksikan dengan mudah pada jaringan. Pada kasus ini, instrumen khusus digunakan. Paling penting adalah antropometer, balok bertangga dengan ujung yang meluncur di sudut kanan. Balok itu dapat dipisahkan untuk pemindahan dan penyimpanan, tapi, tapi disatukan, panjangnya 2 meter. (Data antropometrik secara tradisional dicatat pada unit meter). Jangka lengkung yang menyebar terdiri atas dua cabang melengkung yang disambungkan pada sebuah engsel. Jarak antara ujung cabang itu dibaca dari skala. Jangka lengkung meluncur yang kecil dapat digunakan untuk pengukuran pendek, seperti ketebalan jari atau panjang jari. Jangka lengkung khusus digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan kulit. Kerucut digunakan untuk mengukur diameter di sekitar dimana jari-jari dapat menutup. Lubang melingkar dengan menambah ukuran yang dimasukkan ke dalam plat tipis bertindak untuk mengukur diameter luar jari. Lingkar dan lekukan diukur dengan pita. Skala digunakan untuk mengukur berat tubuh. Banyak metode pengukuran lainnya dapat diterapkan pada kasus khusus, seperti tehnik bayangan, penggunaan template, atau cetakan; metode ini dijelaskan pada buku referensi yang didaftar sebelumnya.


Sebagian besar instrumen pengukuran tradisional diterapkan dengan tangan pengukur pada tubuh subyek. Pendekatan ini sederhana, tapi menghabiskan waktu; juga, mensyaratkan bahwa setiap instrumen dan alat dipilih terlebih dulu dan mengimplikasikan bahwa apa yang tidak diukur pada sesi tes tetap tidak diketahui.


Kelemahan utama tehnik pengukuran klasik adalah bahwa mereka meninggalkan banyak dimensi tubuh yang tidak saling terkait satu sama lain. Sebagai misal, saat seseorang melihat pada subyek dari samping, sikap, tinggi mata dan tinggi bahu orang itu ditempatkan pada bidang depan berbeda yang tidak ditentukan. Kelemahan lainnya adalah bahwa pengukuran kontak tidak dapat dilakukan pada bagian tertentu tubuh, seperti mata, yang peka.

Teknik pengukuran modern. Foto dapat merekam semua aspek tiga dimensi tubuh manusia. Foto memungkinkan pencatatan jumlah ukuran yang tidak terbatas, yang dapat diambil dari catatan dengan kenyamanan seseorang. Akan tetapi, foto juga memiliki kelemahan: Tubuh digambarkan dalam dua dimensi, skala dapat menjadi sulit untuk dibuat, distorsi dapat terjadi karena parallax, dan tanda tubuh di bawah kulit tidak dapat diperjelas pada foto.


Karena alasan ini dan lainnya, antropometri fotografi tidak digunakan secara luas, sebagai pengganti perbaikan tehnis, seperti stereofotometri dengan beberapa kamera atau kaca, holografi dan penggunaan film dan rekaman video sebagai pengganti foto.
Banyak tehnik untuk mendapatkan data antropometris tiga dimensi diusulkan di masa lalu. Beberapa mengandalkan pada jaringan geometri reguler ke dalam tubuh manusia yang tidak teratur. Jaringan tetap reguler ketika memandang sepanjang sumbu proyeksinya, tapi nampak distorsi ketika dipandang pada satu sudut. Penggantian titik jaringan yang diproyeksikan dari posisi regulernya dapat digunakan untuk menentukan bentuk permukaan.

Laser dapat digunakan sebagai alat pengukur jarak untuk menentukan bentuk tubuh yang tidak beraturan. Tubuh yang diukur diputar, atau unit-unit pengirim dan penerima alat laser mengitari tubuh. Penanda dapat ditempatkan pada titk-titik permukaan sehingga laser dapat mengenalinya, sebagai misal, menunjukkan lokasi tanda tulang yang penting. Komputer digunakan untuk menyimpan dan mengelola data, dengan demikian permukaan tubuh dapat dijelaskan dalam hitungan menit, rincian 3-D, dengan tehnik matematis yang berasal dari topografi. Antropometri berbasis laser harus memungkinkan deskripsi pasti bentuk tubuh tidak hanya pada posisi statis tradisional, tapi juga ketika berubah karena gerakan, latihan atau penuaan.

Di tahun 1998, proyek Antropometri Permukaan Amerika dan Eropa Sipil (CAESAR) dimulai. Ini adalah survei 3-D berbasis laser atas sekitar 10 ribu orang, pria dan wanita berusia 18 hingga 65 tahun. Sebagian besar subyek berasal dari Amerika Serikat, tapi beberapa ribu orang dari Belanda dan Italia dimasukkan karena mereka menunjukkan populasi tinggi dan pendek. Untuk ukuran, sekitar 70 penanda ditempelkan pada kulit untuk menunjukkan lokasi tanda tulang, seperti acromia.

Dengan semakin meningkatnya penggunaan model komputer tubuh manusia, kebutuhan akan data antropometri menjadi jauh lebih kompleks sekarang dibandingkan beberapa dekade lalu. Sebagian besar model tersebut menunjukkan tulang tubuh manusia yang panjang sebagai hubungan, yang disambungkan pada sendi dengan beragam tingkat kebebasan, dan diperkuat oleh otot yang merentang satu atau dua sendi. Dengan menambahkan garis luar, massa dan sifat gerakan menghasilkan “model tubuh manusia” yang dengannya kita mendesain antropometri tehnik.

Manusia tongkat” adalah konsep abad ke-17 dari Giovanni Alfonso Borelli, yang diambil dua abad kemudian oleh Weber bersaudara (1836) dalam pembahasan mereka tentang mekanika lengan, oleh Harless (1860) dan von Meyer (1863) dalam pertimbangan mereka tentang sifat massa tubuh, dan oleh Braune dan Fischer (1889) dalam analisa mereka tentang biomekanika pasukan infantri yang menembakkan senjata. Di tahun 1873, von Meyer membuat model bagian tubuh sebagai ellipsoid dan bidang. Model biomekanik ini diperbaiki dan diperluas oleh Dempster di tahun 50-an. Model Simon dan Gardner tahun 1960 masih menggambarkan tubuh manusia sebagai bentuk geometris yang seragam; silinder untuk anggota badan, leher dan batang tubuh, dan bidang lingkaran untuk kepala. Dengan penggunaan persamaan yang dikembangkan oleh Barter di tahun 1957, parameter inersial dihitung untuk bentuk geometris dan momen kelembaman untuk total tubuh. Karya awal Barter masih merupakan dasar bagi berbagai pembuatan model biodinamika sekarang

Sejarah Perkembangan Manusia

Spesies manusia tumbuh seperti semak: Beberapa cabang tumbuh dan mati, sementara lainnya tumbuh semakin banyak ranting, beberapa di antaranya mati sementara lainnya berkembang. Pada perkembangan ini, variasi yang terjadi pada dimensi tubuh kelompok manusia. Desain ergonomis harus memperhitungkan variasi ini

Perkembangan ras manusia dapat dilacak dari fosil dan dari rekonstruksi DNA mitokondrial selama beberapa juta tahun di Afrika, selama ratusan ribu tahun di Eropa dan Asia dan untuk beberapa 20 ribu tahun di Amerika.


Nampaknya, Australopithecus merupakan leluhur jenis Homo sekitar 3 juta tahun lalu di Afrika, dimana Homo Erectus sebelumnya berkembang. Satu cabang humanoid mulai sekitar 250 ribu tahun lalu dan tetap di Afrika. Cabang lainnya berkembang 60 atau 70 ribu tahun kemudian. Beberapa anggotanya tinggal di Afrika dan lainnya menyebar ke seluruh dunia.

Sisa dari manusia modern yang hidup sekitar 130 hingga 180 ribu tahun lalu ditemukan di Afrika Selatan dan di Levant. Di sana dan Eropa Tengah, sekitar 150 ribu tahun lalu, Neanderthal muncul. Pendek gemuk, berat dan beradaptasi dengan baik terhadap dingin, mereka memiliki otak sebesar manusia modern. Neanderthal hidup sepuluh ribu tahun berdampingan dengan Cro-Magnon, tapi punah sekitar 30 ribu tahun lalu. Cro-Magnon tinggal di daerah yang sekarang ini merupakan Israel sekitar 90 ribu tahun lalu; mereka mungkin berkembang menjadi Homo sapiens. Pendapat populer tentang penampilan yang berbeda dari Cro-Magnon dan Neanderthal kebanyakan berdasarkan perkiraan, seringkali dalam gaya film Hollywood. Sebagai misal, tidak ada indikasi bawha Cro-Magnon berkulit gelap atau Neanderthal berkulit terang. Selanjutnya, tidak ada bukti pertempuran keras atas keunggulan di antara dua ras itu.

Manusia semak dan Pygmies mungkin mendiami sebagian besar Afrika subekuator hingga sekitar 2 ribu tahun lalu. Orang berbahasa Bantu yang tinggal di daerah Kongo belajar menggunakan besi, mengembangkan pertanian dan binatang ternak. Bantu yang berkembang mendorong Manusia semak dan Pygmies ke daerah yang tidak sesuai untuk pertanian. Selanjutnya, 60 juta Bantu mendiami setengah benua Afrika.

Dari Afrika, jenis Homo menyebar di seluruh dunia. Sekitar 50 ribu tahun lalu, Australia didiami oleh manusia pertama yang tiba dari Indonesia timur. Keturunan mereka menjadi populasi Aborigin. Sebagian besar penduduk Indonesia, Filipina dan bagian Asia Tenggara sekarang adalah keturunan populasi yang beremigrasi dari Taiwan sekitar 6 ribu tahun lalu.

Emigran dari Asia mendiami Amerika. Gelombang manusia, yang paling pertama mungkin sekitar 20 ribu tahun lalu, melintasi apa yang menjadi jembatan Bering menuju Alaska dan pergi ke selatan sepanjang pantai Pasifik. Dipercaya bahwa kelompok lainnya kemudian pindah ke area yang sekarang merupakan Kanada dan Amerika Serikat. Keturunan dari gelombang manusia ini menjadi nenek moyang India Amerika Utara dan Selatan.

Eropa, setelah sejarah panjang pra-Neanderthal, Neanderthal dan Cro-Magnon, tersusun dua kali baru-baru ini: sekitar 8 ribu tahun lalu oleh petani dari Timur Dekat dan sekitar 2 ribu tahun kemudian oleh Indo Eropa dari Rusia selatan.

Di tahun 1776, antropolog Jerman Johann Friederich Blumenbach (1752-1840) membagi kelompok manusia menjadi “ras-ras”: Kaukasian (Eropa, “Bangsa kulit putih”), Mongolia (Asia Timur, “kuning”), Melayu (Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik, “coklat”), Etiopia (Afrika sub-sahara, “kulit hitam”) dan Amerika (pribumi) (“merah”). Pembagian ini, yang meninggalkan Australia pribumi, mengandalkan pada perbedaan warna kulit, bentuk rambut dan bentuk mata.

Jadi, stok manusia, dengan cabangnya sekarang, nampaknya berasal dari Afrika dan berusia sekitar seperempat juta tahun. Saat ini, jumlah penduduk bertambah dengan cepat: “Ledakan penduduk” terjadi di beberapa belahan bumi. Total jumlah manusia sekitar 109 (seribu juta, yaitu 1 milliar) sekitar tahun 1800. Di tahun 1900, sekitar 1,7 milliar orang tinggal di bumi. Miliar kedua dicapai tahun 1930. Milliar ketiga didapatkan pada tahun 1960, kelima di tahun 1987. Di tahun 1998, sekitar 5,8 milliar nyawa, 4,6 miliar yang tinggal di negara-negara sedang berkembang.

Jika tingkat kelahiran dan kematian saat ini terus berlanjut, 80 milliar orang akan tinggal di bumi di tahun 2100 dan 150 milliar akan memadatinya di tahun 2125. Untuk tahun 2050, antara 9 dan 11 milliar orang mungkin, dengan 1,2 milliar sekarang atau semacamnya di negara maju masih sama nantinya. Kebanyakan anak-anak akan dilahirkan di negara dunia ketiga, dimana persediaan makanan tidak memadai bahkan sekarng; 5 miliar orang di bumi di tahun 1987, bagian yang relatif kecil dari sekitar 1,2 milliar tinggal di negara industri.

Emigrasi dari daerah tertentu dan imigrasi ke daerah lain berada pada skala yang jauh lebih kecil dibandingkan pertumbuhan populasi, tapi dapat menjadi sangat penting. Di Amerika Utara, sebagai misal, selama beberapa abad terakhir, gelombang imigran dari daerah geografis tertentu telah mengubah komposisi populasi, yang mengantikan sebagian besar Amerika Pribumi dengan orang Eropa. Saat ini, di Amerika Serikat, aliran orang Kuba dan Haiti dirasakan kuat di Florida, kedatangan orang Amerika selatan mempengaruhi negara bagian barat daya, dan orang Asia di sepanjang pantai Pasifik.


Marcopolo (1254 – 1324) melakukan perjalanan ke Timur Jauh dan tinggal di Cina selama 20 tahun. Di sana ia mendapati sebuah bangsa yang jauh lebih maju dari Eropa dalam hal populasi, kesejahteraan, tehnologi dan kesenangan. Dia kembali di tahun 1292 ke Italia, dimana dia dipenjarakan dalam masa perang antara Venice dan Genoa. Sementara ditawan, dia mulai menuliskan kenangannya tentang Cina, yang diterbitkan di tahun 1298. Meskipun banyak tidak dipercaya, bukunya sangat terkenal dan memunculkan banyak ketertarikan pada studi negara-negara lain (Asimov 1989)

PERT & CPM : Metode Manajemen Proyek

1. Pengertian Proyek

Proyek dapat diartikan sebagai sederetan aktifitas yang diarahkan pada suatu hasil diman ajangka waktu penyelesaiannya ditentukan. Suatu proyek dengan proyek yang lain mempunyai keunikan masing-masing, sehingga untuk menanganinya perlu dibentuk suatu organisasi proyek. Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam manajemen proyek, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Mencakup penetapan sasaran, pendefinisian proyek dan organisasi tim.
2. Penjadwalan (Schedulling)
Menghubungkan antara tenaga kerja, uang, bahan yang digunakan dalam proyek.
3. Pengendalian (Controlling)
Pengawasan sumber daya, biaya, kualitas dan budget, jika perlu merevisi, ubah rencana, menggeser atau mengelola ulang sehingga tepat waktu dan biaya.


2. Teknik manajemen proyek PERT dan CPM

PERT (Program Evaluation Review Technique) adalah Teknik Manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. Sedangkan CPM (Critical Path Method) adalah teknik menajemen proyek yang menggunakan hanya satu faktor waktu per kegiatan.

Kerangka pemikiran PERT dan CPM mengikuti enam langkah dasar yaitu:
1. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan
2. Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan hubungan mana yang harus lebih dulu dan mana mengikuti yang lain.
3. Menggambarkan network keseluruhan proyek
4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya tiap kegiatan
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan yang disebut jalur kritis.
6. Menggunakan jarinagn untuk membantu perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek.


3. Diagram Jaringan dan Pendekatan
Menggunakan PERT dan CPM dimulai dengan membagi seluruh proyek menjadi kegiatan-kegiatan yang berarti menurut WBS, dengan menggunakan pendekatan AON (Activity On Node) atau AOA (Activity On Arrow), yang kadang-kadang untuk AOA memerlukan dummy activity untuk memperjelas hubungan.

3. Menentukan Penjadwalan Proyek
Jalur kritis adalah jalur waktu terpanjang yang melalui jaringan. Dengan menggunakan analisa jalur kritis maka akan membantu menentukan jadwal proyek, yang mana perlu menghitung dua waktu awal dan akhir untuk tiap kegiatan yaitu:
-ES (Earliest Start) = Waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai dengan asumsi kegiatan sebelumnya sudah selesai

-EF (Earliest Finish) = Waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai

-LS (Latest Start) = Waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek

-LF (Latest Finish) = Waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.


4. Aturan Waktu Dalam metode PERT dan CPM
•Aturan waktu mulai terdahulu :
-Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
-Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung ES = EF pendahulunya.
-Jika suatu kegiatan mempunyai beberapa pendahulu langsung ES = maksimum dari semua EF pendahulunya.

•Aturan Selesai Terdahulu :
-EF = ES + waktu kegiatan
Forward memeungkinkan untuk menentukan waktu penyelesaian proyek terdahulu tetapi tidak mengidentifikasi jalus kritis , maka perlu backward pass.
Backward Pass yaitu menentukan waktu paling akhir.

•Aturan waktu selesai terakhir :
-Seluruh pendahulu langsungnya harus selesai.
-Jika suatu kegiatan pendahulu langsung hanya untuk satu kegiatan maka LF = LS kegiatan yang langsung mengikutinya
-Jika kegiatan pendahulu langsung untuk lebih dari satu kegiatan maka LF = minimin dari seluruh kegiatan yang secara langsung mengikutinya.


•Aturan Waktu mulai terakhir :

-LS = LF – waktu kegiatan

•Menghitung Waktu Slack :

Waktu Slack
= waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan,
Slack = LS – ES atau Slack = LF-EF Kegiatan
,dengan Slack = 0 disebut kegiatan kritis dan berada pada jalur kritis.

Material Requirements Planning

Material Requirements Planning (MRP)
Sistem MRP adalah prosedur logis aturan keputusan dan tehnik pencatatanterkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan ”Jadwal Induk Produksi” atau MPS menjadi ”kebutuhan bersih” atau NR untuk semua item. Sistem MPR dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item dependent secara lebih baikdan efisien.
Ada empat kemampuan yang menjadi ciri utama sistem MRP, yaitu :
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
2. Pembentukan kebutuhan minimal setiap item
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan

Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP, yaitu :
1. Jadwal Induk Produksi
2. Catatan Keadaan Persediaan
3. Struktur Produk

Sedangkan output dari sistem MRP adalah :
1. Memberikan catatan tentang pesanan yang harus dilakukan/ direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun dari suplier
2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang
3. Memberikan indikasi untuk pembelian
4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan

Metode Lot for Lot (L4L)
Teknik penetapan ukuran lot dengan ini dilakukan atas dasar pesanan diskrit, di samping itu teknik ini merupakan cara paling sederhana dari semua teknik ukuran lot yang ada. Teknik ini hampir selalu melakukan perhitungan kembali (bersifat dinamis) terutama sekali apabila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol. Oleh karena itu seringkali digunakan untuk item-item yang mempunyai harga/unit sangat mahal. Juga dilihat apabila dari pola kebutuhan yang mempunyai sifat diskontinyu atau tidak teratur, maka teknik Lot For Lot ini memiliki kemampuan yang baik. Di samping itu teknik ini sering digunakan pada sistem manufaktur yang mempunyai sifat ”set-up” permanen pada proses produksinya.

Metode Fixed Period Requirement (FPR)
Teknik penetapan ukuran lot dengan Kebutuhan Periode Tetap (FPR) ini membuat pesanan berdasarkan periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akan datang. Dalam teknik Kebutuhan Periode Tetap (FPR) ini, selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih.

Rencana Agregat dan Jadwal Induk Produksi : Definisi Praktis


Rencana Agregat dan Jadwal Induk produksi (JIP)


Perencanan Agregat adalah suatu langkah pendahuluan perencanaan kapasitas secara terperinci. Perencanaan agregat merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). Adapun metode yang biasa digunakan antara lain metide utilitas tenaga kerja, metode make to stock, metode mix strategi, dll. JIP menyajikan rencana produksi detail untuk setiap produk akhir. Proses penyusunan JIP untuk perusahaan yang ‘Make to Order’ , hal ini dikarenakan sumber informasi permintaan (kebutuhan) yang berbeda. JIP adalah rencana tertulis yang menunjukkan apa dan berapa banyak setiap produk (barang jadi) yang akan dibuat dalam setiap periode untuk beberapa periode yang akan datang.

Definisi luas dari perencanaan Agregat memiliki karakteristik horison waktu sekitar 12 bulan, dengan memperbaharui rencana secara berkala. Tingkat agregat demand terdiri dari satu atau beberapa kategori produk. Permintaan diasumsikan berfluktuasi, tidak pasti, atau musiman. Terdapat kemungkinan berubahnya variable Supply dan Demand. Variasi sasaran manajemen yang mungkin adalah inventory yang rendah, biaya yang rendah hubungan pekerja yang baik, pelayanan pelanggan yang baik, dan keluwesan untuk meningkatkan output mendatang. Dalam perencanaan agregat, fasilitas dianggap tetap dan tidak dapat diperluas. Dari definisi tersebut maka tugas dan tanggung jawab perencanaan ditanggung oleh 3 pihak pada umumnya.

Pihak pertama adalah eksekutif puncak yang bertugas dan bertanggung jawab dalam perencanaan jangka panjang. Biasanya, jangka waktu lebih dari satu tahun ke depan. Perencanaan yang dilakukan eksekutif puncak meliputi: rencana produk baru, rencana modal dan rencana fasilitas.

Pihak kedua adalah manajer operasi yang bertugas dan betanggung jawab dalam perencanaan jangka menengah. Biasanya, jangka waktunya adalah 3 sampai 18 bulan. Perencanaan yang dilakukan mamajer operasi meliputi:Rencana penjualan, Rencana produksi dan Budget, menetapkan tenagan kerja, sediaan serta analisis rencana operasi.

Pihak ketiga adalah supervisior atau foreman yang bertugas dan bertanggung jawab dalam perencanaan jangka pendek. Biasanya, jangka waktunya adalah 0 sampai 3 bulan kedepan.

Sebenarnya, terdapat antara perencanaan agregat, penjadwalan dan keputusan kapasitas. Keputusan kapasitas adalah perencanaan jangka panjang yang mau tidak mau harus diambil oleh pihak manajemen dengan horizon waktu 0-24 bulan, keputusan kapasitas ini diuraikan lagi dalam jangka yang lebih pendek kedalam perencanaan agregat. Perencanaan agregat dibuat untuk menentukan apakah perlu penambahan pegawai baru melelui kontrak atau tidak. Perencanaa agregat ini memiliki horizon waktu 3-18 bulan. Kemudian barulah dibuat penjadwalan dengan horizon waktu 0-12 bulan ke depan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan agregat mencakup ruang penjadwalan dan ruang keputusan kapasitas.

Gantt Chart : Sebuah Metode Penjadwalan

Metode Gantt Chart

Gantt Chart merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam pembebanan dan penjadwalan. Pada saat digunakan dalam pembebanan diagram gantt menunjukan waktu pembebanan dan waktu menganggur dari beberapa departemen seperti mesin-mesin atau fasilitas. Diagram ini menampilkan beban kerja relatif di dalam sistem sehingga para menajer bisa tahu penyesuaian seperti apa yang tepat

Secara umum penjadwalan bertujuan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja dan peralatan. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Penyusunan suatu penjadwalan atau schedule produksi yang semata-mata hanya berdasarkan pada institusi belaka jelas akan dapat mempengaruhi jumlah hasil produksi yang sebenarnya maupun yang dihasilkan. Dalam hal ini penjadwalan yang demikian itu akan menyebabkan timbulnya waktu yang tidak produktif (idle time) dan kapasitas produk yang dihasilkan oleh mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi menjadi rendah. Ini jelas merupakan faktor yang merugikan perusahaan.
Fungsi pokok dari penjadwalan produksi adalah agar arus produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjadwalan produksi diadakan agar mesin-mesin dapat bekerja secara optimal dengan biaya produksi seminimal mungkin dengan penyerahan barang tepat pada waktunya sesuai pesanan konsumen (order)

Menurut Baker (1974) tujuan penjadwalan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktifitas mesin yaitu dengan mengurangi waktu mesin menganggur
2. Mengurangi persediaan barang-barang setengah jadi dengan jalan mengurangi jumlah rata-rata pekerjaan yang menunggu antrian suatu mesin karena mesin tersebut sibuk
3. Mengurangi keterlambatan karena telah melampaui batas waktu dengan cara :
4. mengurangi maksimum keterlambatan
5. mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat

Jika makespan dari suatu penjdwalan adalah konstan,maka urutan kerjanya akan menurunkan flowtime rata-rata dan juga menurunkan WIP rata-rata. Tujuan terakhir yang biasanya diinginkan dalam proses penjadwalan adalah pemenuhan Due Date yaitu dimana suatu produk telah selesai diproses atau diproduksi dan sampai pada konsumen. Dalam kenyataan jika terjadi keterlambatan dalam pemenuhan due date yang telah ditetapkan dapat dikenakan suatu denda (penalty).

Penjadwalan Produksi

Definisi
Penjadwalan merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Dalam hierarki pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah terakhir sebelum dimulainya operasi. Tujuan penjadwalan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.

Penjadwalan didefinisikan sebagai pengaturan waktu dari suatu kegiatan yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan atau tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Penjawalan juga dapat diartikan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber guna melaksanakan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.


Berbagai teknik dapat diterapkan untuk penjadwalan. Teknik yang digunakan tergantung dari volume produksi, variasi produk, keadaan operasi, dan kompleksitas dari pekerjaan sendiri dan pengendalian yang diperlukan selama proses. Beberapa teknik yang sering digunakan antara lain Gantt Chart, metode penugasan dan metode Johnson.

Kebanyakan perusahaan menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan, karena itu perlu menggabungkan beberapa jadwal kerja. Penggabungan ini dimungkinkan apabila tanggal penyerahan atau selesai untuk setiap pekerjaan dapat diketahui dan seluruh penggabungan tersebut akan dilaksanakan oleh setiap bagian proses sepanjang periode yang direncanakan. Proses penggabungan ini disebut Penjadwalan ( scheduling ) dan hasilnya secara sederhana disebut jadwal ( schedule ) atau jadwal produksi ( production schedule ) secara keseluruhan. Salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan efisiensi dalam unit operasi adalah kemampuan untuk menyusun jadwal secara efektif.

Namun dalam menyusun jadwal secara efektif terdapat beberapa kesulitan, yaitu :
1.kesulitan dalam mengidentifikasi tujuan dari jadwal yang sedang dilaksanakan
2.jumlah yang sangat besar dari jadwal yang mungkin

Untuk mengurangi masalah yang timbul dari penjadwalan dapat dilakukan cara sebagai berikut :
a.mengurangi jumlah variasi produk
b.mengurangi jumlah variasi komponen
c.melaksanakan perluasan kerja
d.mengadakan sub kontrak
e.mengurangi unit organisasi
f.meningkatkan disiplin kerja
g.lokasi kerja dekat dengan daerah pemasaran

Metode Penjadwalan
Beberapa metode yang yang dapat digunakan dalam menyusun jadwal adalah sebagai berikut :
1.Metode Jalur Kritis ( critical path method )
Metode ini lebih cocok untuk penjadwalan pekerjaan proyek yang memiliki kegiatan awal dan kegiatan akhir.

2.Pendekatan cabang dan batas ( branch and bound approach )
Metode ini banyak digunakan untuk membuat jadwal produksi kelompok dan disajikan dalam bentuk pohon dengan cabang – cabangnya.

3.Lini keseimbangan ( line of balancing )
Metode ini efektif digunakan untuk pembuatan jadwal proyek atau jadwal produksi untuk unit tunggal yang menggunakan system rakitan, seperti pembuatan kursi jok.

4.Metode Perencanaan Kebutuhan Bahan (material requirement planning / MRP )
Metode ini telah banyak digunakan dalam penyelesaian proyek industri, mulai dari pembangunan rumah sederhana hingga gedung pencakar langit.

5.Metode Tepat Waktu ( just in time / JIT )
Metode ini merupakan system produksi yang dikembangkan oleh Jepang dan terbukti berhasil untuk pekerjaan produksi massa dan berulang dengan pengendalian yang lebih ketat.

6.Metode Teknologi yang dioptimalkan ( optimized production technology / OPT )
Metode ini merupakan metode yang relatif baru dan didukung oleh perangkat lunak komputer.


Fungsi Penjadwalan

Penjadwalan produksi memiliki beberapa fungsi dalam sistem produksi, aktifitas fungsi tersebut adalah:
1.Loading (pembebanan) bertujuan mengkompromikan antara kebutuhan yang diminta dengan kapasitas untuk mementukan fasilitas, operator dan peralatan.
2.Sequencing (Penentuan urutan) bertujuan membuat prioritas urutan pengerjaan dalam pemrosesan order-order yang masuk.
3.Dispathing, pemberian perintah-perintah kerja ketiap mesin atau fasilitas lainnya.
4.Pengendalian kinerja penjadwalan
5.Updating schedule, pelaksanan jadwal selalu ada masalah baru yang berbeda dalam proses pembuatan jadwal.

Parameter Pembatas Kapasitas
Input tersebut harus dilengkapi dengan parameter pembatas kapasitas, yaitu:
1.Teknologi pemrosesan (urutan aktifitas)
2.Limit Kapasitas (kapasitas normal dan kemampuan maksimal)
3.Rencana Agregrat untuk :
a.Persediaan
b.Jumlah tenaga kerja
c.Batasan lembur, subkontrak,dll.
4.Kebutuhan pemeliharaan
5.Kelayakan dan jumlah persediaan antar tingkat

VAriabel Keputusan
Variabel keputusan dalam penjadwalan produksi dalam penyiapan, pengendalian, updating jadwal memuat:
1.Kuantitas pasti dari tenaga kerjayang digunakan harian.
2.Setting adjustable tingkat produksi aktual untuk overtime dan undertime.
3.Alokasi spesifik dari permintan ke sumber daya (tenaga kerja, mesin, dll)
4.Urutan, time phasing, dari pesanan sampai unit produksi.


Macam Penjadwalan Produksi

Macam Penjadwalan Produksi terdapat dua macam tipe produksi yaitu :
1. Job shop adalah proses pengurutan untuk lintasan produk yang tidak beraturan. Secara umum penjadwalan job shop dikenal dengan sekumpulan mesin-mesin dan sekumpulan pekerjaan yang akan dijadwalkan
2. Flow shop adalah proses penentuan urutan pekerjaan yang memiliki lintasan produk yang sama. Model flow shop operasi dari suatu pekerjaan hanya dapat bergerak satu arah yaitu dari proses awal sampai dengan proses akhir, diantara proses-proses tersebut tidak memungkinkan untuk kembali ke proses sebelumnya

Sedangkan metode penjadwalan sendiri dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Metode CDS
Adalah sebuah cara heuristic yang memakai aturan johson dan menghasilkan beberapa jadwal yang dapat dipilih sebagai alternatif.
2. Metode SPT
Adalah urutan pekerjaan dipilih berdasarkan waktu proses yang paling singkat.

Rekayasa Nilai : Sebuah Definisi

1. Definisi dan Pengertian Rekayasa Nilai

Beberapa definisi yang menjelaskan tentang Value Engineering secara umum merupakan teknik perancangan sistem yang sistematis dengan menggunakan teknik-teknik untuk mengidentifikasi fungsi - fungsi yang diperlukan, menerapkan nilai-nilai dan mengembangkan alternatif-alternatif sehingga tercapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya keadaan dan performansi dari suatu sistem atau produk.

a. Lawrence D. Miles
Suatu pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan.

b. Society of American Value Engineering
Suatu teknik yang diterapkan secara sistematis untuk menentukan fungsi suatu produk atau jasa, menentukan nilai moneter dari fungsi tersebut serta memenuhinya dengan biaya total minimum.

c. Zeimerman dan Hart
Suatu teknik dan manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya dan peformansi dari suatu produk.

2. Karakteristik Rekayasa Nilai

Rekayasa mempunyai karakteristik (Zimerman, L.W and Hart, 1982) sebagai berikut:
a. Berorientasi fungsi, perancangan dimulai dengan identifikasi fungsi-¬fungsi yang dibutuhkan.
b. Pendekatan sistematis, perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh dimensi permasalahan.
c. Multi disiplin, perancangan melibatkan berbagai keahlian.
d. Berorientasi pada siklus hidup produk, analisa mencakup keseluruhan siklus hidup produk.
e. Pola pikir kreatif, proses perancangan harus dapat mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah kreatif.


3. Prinsip Dasar Rekayasa Nilai


Pada dasarnya suatu produk dirancang dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan kepada konsumen pemakai produk tersebut. Atribut yang terdapat pada produk yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen pemakainya dinamakan fungsi (value) sering terjadi, para perancang produk menciptakan fungsi-fungsi pada produk secara berlebihan sehingga adanya fungsi-fungsi yang tidak/kurang dibutuhkan ini berakibat timbulnya biaya tambahan yang tidak dikehendaki. Value dapat dinyatakan dengan memperbandingkan performansi dengan biaya,dengan rumus sebagai berikut:

VALUE = (performasi/biaya)


4. Konsep Nilai
Nilai mempunyai banyak pengertian, Webster mendefinisikan bahwa nilai adalah sesuatu yang umum dinyatakan sebagai perbandingan dengan yang lain. Pengertian nilai dalam rekayasa nilai terutama menyangkut nilai-nilai biaya (cost value), tukar (exchange value), kebanggaan (esteem value) dan niali guna (use value). Falsafah dasar rekayasa nilai adalah nilai maksimum diperoleh bila fungsi yang perlu (esensial) dicapai pada ongkos minimum. Atau bisa juga dikatakan bahwa nilai merupakan rasio antara performansi yang ditampilkan oleh suatu produk dan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk tersebut.
Performansi yang dimaksud disini mempunyai pengertian keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari fungsi-fungsi suatu produk. Sedangkan biaya adalah jumlah uang, waktu, tenaga, bahan dan lain-lain yang diperlukan untuk memperoleh suatu produk baik berupa barang atau jasa. Secara matematis dapat ditulis sebagai :

VALUE = (performasi/biaya)


Persamaaan ini juga menggambarkan perbedaan mendasar antara rekayasa nilai dan penurunan ongkos (cost reduction) biasa, yaitu bahwa menaikkan nilai tidak harus menurunkan ongkos. Nilai dapat juga dinaikkan dengan peningkatan performansi. Jadi rekayasa nilai kemungkinan tidak mengusahakan penurunan ongkos, tetapi perbaikan dalam performansi yang menyebabkan kenaikan harga nilai.

Rekayasa nilai adalah suatu teknik perbaikan yang menggunakan suatu pendekatan yang sistematik dan terorganisir untuk mencari fungsi terbaik dengan menyeimhangkan antara biaya dan performansi fungsi dari suatu sistem atau produk. Electronic Industries Association (EIA) Value Engineering Commitee memberikan definisi rekayasa nilai alternatif desain sebagai berikut :

Rekayasa nilai adalah penerapan secara sistematik teknik-teknik yang :
1. Mengidentifikasi fungsi dari produk atau pelayanan (service)
2. Menetapkan nilai untuk fungsi tersebut
3. Berusaha keras memberi fungsi tersebut pada ongkos total terendah tanpa penurunan performansi

Definisi operasional rekayasa nilai yang disarankan oleh HELLER adalah:
Rekayasa Nilai dilakukan secara sadar dan merupakan penerapan secara sistematik dari sekumpulan teknik yang mengidentifikasikan fungsi yang dibutuhkan, penetapan nilai untuk fungsi tersebut, dan mengembangkan alternati - ¬alternatif yang dapat melakukan fungsi dengan ongkos minimum.

Studi nilai bertujuan untuk memaksimumkan nilai melalui rasio performansi terhadap biaya, yang bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
l. Menurunkan performansi dan biaya, dimana penurunan performansi lebih kecil dari penurunan biaya.
2. Performansi tetap, biaya diturunkan.
3. Performansi dinaikkan, biaya diturunkan.
4. Performansi dinaikkan, biaya tetap.
5. Performansi dan biaya dinaikkan, dengan kenaikan performansi lebih besar daripada kenaikan biaya.

Dalam perancangan jaringan distribusi tenaga listrik butir-butir 2 dan 3 diatas lebih mungkin diupayakan melalui penurunan biaya peralatan/perlengkapan, sedangkan performansi dijaga tetap atau ditingkatkan.

Penerapan rekayasa nilai diberbagai proyek sering kali rancangannya masih kurang optimal yang disebabkan oleh beberapa kendala, antara lain adalah :
• Informasi yang tidak memadai
• Keterbatasan waktu, dana dan keahlian
• Aspek kebiasaan (habit) yang berkelanjutan
• Orientasi rancangan yang mengabaikan kebutuhan
• Lingkungan yang kurang kondusif bagi tumbuhnya kreatifitas kurangnya wawasan biaya (cost consciousness)

Dalam rekayasa nilai, yang diperhitungkan hanya nilai ekonomisnya saja yaitu meliputi :
a. Nilai guna
Menunjukkan tingkat kegunaan dan pelayanan atau fungsi yang dapat diberikan oleh sistem.

b. Nilai prestise
Sesuatu yang membuat produk tersebut diinginkan konsumen disamping nilai gunanya

c. Nilai Tukar (Exchange Vane)
Menunjuikkan ukuran pengeluaran keuangan yang dipakai konsumen untuk memiliki produk tersebut.

d. Nilai Biaya (Cost Value)
Merupakan jumlah uang yang digunakan produsen untuk membuat produk tersebut.


5. Pengertian Fungsi dan Kriteria

Fungsi pada dasarnya dapat diartikan sebagai kegunaan atau manfaat yang diberikan produk kepada pemakainya untuk memenuhi suatu atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Secara umum fungsi dapat dibedakan menjadi tiga jenis :
1. Fungsi Dasar (fungsi primer)
Fungsi ini merupakan identitas dari produk sehingga tanpa fungsi dasar atau pokok ini tidak akan mempunyai kegunaan sama sekali
2. Fungsi Pendukung (fungsi sekunder)
Fungsi ini melengkapi fungsi dasar agar produk mempunyai performansi yang lebih baik, fungsi sekunder ini mungkin saja diperlukan dan mungkin saja tidak.
3. Fungsi Estetis
Fungsi estetis ini berkaitan dengan nilai keindahan.

Kriteria adalah ukuran keberhasilan dalam menilai performansi suatu produk, misalnya kriteria daya pendukung keindahan keamanan.

Historiografi Komunikasi




Manusia adalah mahluk sosial, disamping sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan utamanya, maka sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan untuk berkomunikasi diantara sesamanya sebagai kebutuhan utamanya untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Maka mulailah manusia mencari dan menciptakan sistem dan alat untuk saling berhubungan tersebut, mulai dari melukis bentuk (menggambar) di dinding gua, isyarat tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan telepon dan internet.

Masa Pra-Sejarah (...s/d 3000 SM)
Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya.

Pada masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada disekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal!
3000 SM

Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf. Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.

2900 SM
Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketifka digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.

500 SM
Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.

105 M
Bangsa Cina menemukan Kertas
Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring,dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1455
Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang tebuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.

Tahun 1830
Augusta Lady Byron Menulis program komputer yang pertama didunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.


Tahun 1837
Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.

Tahun 1861
Gambar bergerak yang peroyeksikan kedalam sebuah layar pertama kali di gunakan sebagai cikal bakal film sekarang.

Tahun 1877
a. Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum.
b. Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.


Tahun 1923
Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.



Tahun 1973 – 1990
Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.

Tahun 1991- Sekarang
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet),1994 pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.


Peralatan Teknologi Informasi
Perkembangan Teknologi Informasi sampai dengan saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi dan Komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan Teknologi Informasi, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah (interaktif).

INTERNET
Internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (Interkoneksi) yang terbentuk dari milyaran komputer di seluruh dunia. Dimulai pada pertengahan tahun 70'an pada masa perang dingin dan mencapai puncaknya pada tahun 1994, ketika interface grafis dan konten/isi dari jaringan tersebut diciptakan dan diperuntukan kepada masyarakat umum sehingga dapat dipergunakan secara lebih mudah. Internet memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan Jarak dan Waktu dalam mendapatkan Informasi. Dari segi ekonomi, Internet merupakan sebuah jawaban yang sangat efisien, efektif dan relatif murah jika dibandingkan dengan hasil yang akan didapat.

Dampak Negatif
Dengan banyaknya jenis layanan informasi yang disediakan oleh dunia internet, bentuk-bentuk kejahatan maupun tindakan-tindakan amoral dalam kemasan baru pun lahir. Hal ini memang tidak dapat dibendung karena anyaknya kepentingan yang 'diemban' oleh Internet. Selanjutnya akan digambarkan kejahatan maupun tindakan amoral yang paling banyak ditemui saat berslancar' dalam dunia Internet.
Pornografi

Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen 'browser' melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.

Penipuan
Hal ini memang merajalela dibidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan para penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
Pencurian lewat Kartu Kredit (Carding)

Karena sifatnya yang 'real time' (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu Kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia Internet. Para penjahat Internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.

Perjudian
Dampak negatif lain adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.