Rabu, 12 September 2012

Untuk Apakah Manusia Dilahirkan???

Untuk Apakah Manusia Dilahirkan??? By : Rahadian Galih Adiaksa Suatu saat kita akan sampai pada suatu titik dimana kita akan mulai bertanya dan terus bertanya tentang apa sebenarnya arti dan tujuan hidup kita??? Apakah hanya untuk bersenang-senang dalam kebahagiaan duniawi, bermuram durja karena dosa-dosa kita yang akan dipertanggunggjawabkan nanti di akhirat, atau untuk tujuan yang lai??? Kita akan cukup lama berkubang pada rasa bimbang, keresahan, kegundahan hati yang sangat dalam tanpa pernah mengerti apa sebenarnya yang kita risaukan… Banyak manusia berpendapat bahwa dengan kehadirannya dunia akan menjadi lebih baik. Dia melakukan semua hal yang dianggap bisa merubah dunia, manusia melakukan semuanya yang terbaik. Tetapi kembali tergelitik untuk bertanya, “Jika dengan kehadiran manusia dunia bisa jadi lebih baik, lalu apakah saat ini dunia telah lebih baik daripada saat dimana manusia belum tercipta???”, “Apakah alam semesta ini telah baik? Lebih sehat untuk ditempati makhluk hidup yang lain? Lebih bermakna dan sejahterakah alam semesta ini dengan kehadiran kita?” Ataukah sebenarnya yang kita lakukan adalah merubah kondisi alam semesta ini untuk sesuai dengan keinginan dan kebaikan kita sendiri?? Sebagian manusia terlalu sibuk untuk memperkaya diri dan keluarganya. Mungkin dia terlalu takut dirinya keluarganya akan mati kelaparan, atau mungkin terlalu takut kehidupannya akan hancur saat dia tidak bisa membeli Rumah, Mobil, atau “Pendidikan Terbaik” untuk anaknya. Terlalu sibuk manusia dengan kehidupannya, hingga dia melupakan kondisi manusia lain di sekitarnya, kondisi kaum-kaum proletar, kaum-kaum petani di desa, nelayan di pantai, dan buruh pabrik di pinggiran kota. Dia melupakan tanggung jawab sosialnya terhadap manusia lainnya. Dia melupakan hal itu. Sebagian yang lain berorientasi terhadap rohaninya, sesuatu yang manusia anggap sebagai iman, Tuhan. Dia hidup dalam imajinasi liarnya tentang Tuhan dan Beribadah. Dia hidup dalam sebuah dunia lain yang aku sebut sebagai Alam Pelarian. Alam dimana manusia tersebut lari dari tanggung jawabnya untuk memperbaiki dunia. Dia terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri. Kita akan terus berdiskusi dengan sahabat, saudara, kekasih, malam, alam, bahkan Tuhan tentang tujuan hidup kita. Tapi, takkan ada satu jawaban yang bisa memuaskan kebimbangan kita, ketidakpahaman akan pertanyaan tadi. Tapi nikmatilah saat-saat itu terjadi, karena sesuai kata-kata Karl Marx, “Ketidakmapanan-lah yang menciptakan kemampuan”. Nikmatilah saat-saat dimana manusia mulai memikirkan arti dan fungsinya di dunia, karena saat itulah sebenarnya karakter dari manusia tersebut dibentuk. Tunggulah saat itu terjadi, nikmatilah ketika saat itu terjadi, dan kenanglah memori saat itu telah berakhir,.. Karena ketika saat itu berakhir sebenarnya kita telah menyelesaikan tugas kita sebagai seorang “Pemimpin di Dunia”.

Tidak ada komentar: