Sabtu, 17 April 2010

Aplikasi Six Sigma

a. Pabrik Rokok
Merk Samudera Emas 16 merupakan merk rokok yang paling diminati oleh pelanggan. Dalam memproduksi rokok Samudera Emas pada cigarette maker machine masih banyak terdapat produk cacat yang dihasilkan terutama dari cacat fisik, kecacatan mencapai 10% dari total produksi, sedangkan standar perusahaan hanya 5% dari total produksi . Dengan adanya permasalahan ini maka dibutuhkan suatu penyelesaian perbaikan dengan menggunakan metode perbaikan kualitas yaitu six sigma DMAIC (define, measure, analyze, improve, control) Tahapan DMAIC dimulai dengan pengumpulan data pada define untuk penentuan critical to quality (CTQ). Selanjutnya pembuatan diagram pareto untuk mengetahui critical to quality (CTQ) kunci. Dari tahap define diketahui CTQ kunci adalah cacat lem sigaret.

Selanjutnya diukur level sigma, stabilitas dan kapabilitas proses. Pada tahap analyze digunakan diagram sebab akibat untuk mencari penyebab kegagalan CTQ, kemudian dilakukan analisis kegagalan dengan tool FMEA (failure mode and effect analysis). Pada tahap akhir ditetapkan rencana perbaikan dan pengendalian proses untuk perusahaan. Hasil penelitian pada tahap define diperoleh CTQ kunci cacat lem, pada tahap measure diketahui level sigma sebesar 3.56 sigma. Kondisi proses tersebut kurang stabil apabila dilihat dari nilai Cp dan Cpk. Pada tahap analyze diperoleh hasil bahwa faktor mesin yaitu heater dan nozzle diduga sebagai penyebab paling utama kegagalan. Pada tahap improve dan control diberikan usulan berupa jadwal maintenance dan pembuatan SOP (standard operasionel procedure) maintenance heater dan nozzle.

b. Pabrik Migas

Six sigma diterapkan di Caltex Pcific Indonesia sejak tahun 2000 / 2001. Dengan menerapkan six sigma, CPI bisa saving cost sampai jutaan US$. Saving cost tersebut tidak hanya berupa potential saving, namun merupakan actual saving yang di-verify oleh finance dept-nya CPI yang dihitung berdasarkan cost/bbl setelah melakukan six sigma dengan cost/bbl sebelum melakukan six sigma dalam waktu satu tahun. Dengan melakukan six sigma, maka diharapkan produk yang dihasilkan menjadi lebih baik (better), lebih cepat (faster) dan cost-nya akan menjadi lebih murah (lower cost).
Konsep six sigma sebenarnya adalah dengan me-reduce variance yang menjadi noise (sesuatu yang mengganggu) proses dan melakukan continous improvement.
Six Sigma pada saat ini sudah menjadi tool yang populer untuk quality management diberbagai jenis usaha: manufacturing, financial / services (bank / hotel dll), marketing, healthcare, disamping dunia migas dan bidang lainnya. Masih sedikit pemakai Six Sigma di industri migas Indonesia (Chevron salah satunya), namun sudah cukup banyak di tingkat dunia (umumnya Amerika & Eropa) seperti: Shell, Amerada Hess, ConocoPhilips dll.

Six Sigma dan Lean production menjadi kombinasi metode yang bisa memperbaiki suatu proses menjadi lebih baik dalam segi waktu (proses simplikasi), quality (mengurangi variability) dan availability. Six Sigma akan mengurangi variability sedangkan Lean akan menghilangkan / mengurangi faktor2 yang tidak berguna (waste ~ muda). Slogan-nya: better, faster, lower cost dan safer.

Secara umum ada beberapa faktor sukses penentu:
1. Support dari leadership (sangat bagus bila menjadi corporate culture)
2. Tersedianya tenaga full time (Black belt) untuk memimpin / suatu project yang sedang berjalan.
3. Infrastructure (training, tool / template, data base untuk learning process, CBT computer base training)

Tidak ada komentar: