Sabtu, 17 April 2010

Sistem Desain

1 Desain
Kegiatan desain adalah yang paling utama, karena pembuatan gambaran akhir dari suatu karya. Kegiatan ini harus dalam bentuk yang dapat dimengerti bagi mereka yang akan membuat karya tersebut. Oleh karena itu bentuk komunikasi yang paling luas digunakan adalah penggambaran (Drawing).

Desain merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Dalam desain digunakan sains dan seni, sains mempelajari teknik dan prosedur sedangkan seni hanya mempelajari desain.

Desain yang baik mencakup analisis dan sintesis.
1. Analisis menyederhanakan dunia nyata menjadi model
2. Sintesis menggabungkan elemen-elemen kedalam pelaksanaan

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses desain antara lain:
• Faktor ekonomi
• Faktor financial
• Faktor hukum
• Faktor manusia
• Faktor waktu

Desain produk merupakan hubungan kritis pada rantai kegiatan yang diawali dengan ide kreatif dan berakhir dengan sebuah produk yang bermanfaat dan sukses dalam pemasarannya.

1.1 Proses Desain
• Model-model Deskriptif
Model Deskriptif dari proses desain biasanya menekankan pentingnya memunculkan sebuah konsep penyelesaian terlebih dulu didalam proses, jadi mencerminkan sifat “dari pemikiran desain”. “Terkaan” penyelesaian awal ini kemudian dianalisa, dievaluasi, disempurnakan dan dikembangkan. Proses tersebut bersifat Heuristic (menggunakan pengalaman sebelumnya, panduan umum yang diharapkan desainer sebagai arah yang benar tapi tanpa jaminan mutlak keberhasilan).


Kegiatan untuk proses desain menurut “French” antara lain :
1. Desain Konsepsual
Fase ini mengambil pernyataan masalah dan memunculkan beragam penyelesaian bagi masalah tersebut dalam bentuk skema. Ini merupakan fase dimana ilmu engineering, pengetahuan praktis, metode-metode produksi, dan aspek-aspek komersial perlu dibawa bersama-sama, dan dimana keputusan saling penting diambil.

2. Perwujudan skema
Dalam fase ini skema-skema dikerjakan dalam detail yang lebih tinggi, bila ada lebih dari satu, sebuah pilihan akhir diantaranya ditentukan. Produk akhir biasanya berupa sejumlah gambar pengaturan umum. Umpan balik dari fase ini menuju fase desain konseptual.

3. Perincian (detailing)
Ini adalah fase terakhir dimana kualitas pekerjaan ini harus baik, kalau tidak maka penundaan dan pengeluaran atau bahkan kegagalan akan terjadi.
• Model-model Prescriptive
Model-model ini cenderung menyarankan sebuah struktur dasar bagi proses desain analisa sintesa – evaluasi. Tahap-tahap ini didefinisikan oleh J. C Jones (1984) dalam contoh :
1. Analisa
Mendaftar semua persyaratan desain dan mempersempit daftar ini menjadi sejumlah ketentuan-ketentuan performa yang berkaitan logis.
2. Sintesa
Menemukan penyelesaian-penyelesaian yang mungkin untuk mssing-masing ketentuan (specification) performa individu dan membangun desain-desain lengkap dari penyelesaian-penyelesaian ini dengan resiko yang paling kecil.
3. Evaluasi
Mengevaluasi keakuratan dimana desain-desain alternative memenuhi persyaratan-persyaratan performa untuk operasi, pembuatan, dan penjualan sebelum desain akhir dipilih.

Model Archers’s untuk proses desain antara lain :
1. Pemrograman.
Menetapkan isu-isu penting; mengusulkan arah tindakan
2. Pengumpulan data
Mengumpulkan, mengklarifikasi dan menyimpan data.
3. Analisa
Mengidentifikasi sub – masalah, menyiapkan ketentuan-ketentuan performa (desain); menilai ulang program dan perkiraan yang diusulkan
4. Sintesa
Menyiapkan garis besar usulan-usulan desain
5. Pengembangan
Mengembangkan desain-desain prototype; menyiapkan dan melakukan kajian keabsahan
6. Komunitas
Menyiapkan dokumentasi pembuatan

Archer merangkumkan proses ini kedalam tiga fase yaitu: Analisis, Kreatif, dan Eksekutif.
Beberapa model yang jauh lebih kompleks telah diusulkan, tapi model-model tersebut seringkali cenderung menggambarkan struktur umum dari proses desain dengan memasukan kedalam detail-detail rumit dan aktifitas yang diperlukan didalam semua pekerjaan desain praktis. Sebuah model komprehensif (menyeluruh) yang masih mempertahankan beberapa kejelasan adalah yang ditawarkan oleh Pahul dan Beitz (1984). Ini didasarkan pada tahap-tahap berikut ini :
1. Penjelasan (clarification)
Tugasnya mengumpulkan informasi tentang persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi didalam penyelesaian dan juga tentang batasan-batasan
2. Desain Konseptual
Menetapkan struktur-struktur fungsi; mencari prinsip-prinsip penyelesaian yang sesuai; menggabungkan kedalam variant-variant konsep
3. Desain perwujudan (Embodiment)
Berangkat dari konsep, desainer menentukan tata letak (layout) dan bentuk-bentuk dan mengembangkan sebuah produk atau sistem teknis sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan teknis dan ekonomis
4. Desain detail
Pengaturan, bentuk, dimensi-dimensi dan sifat-sifat permukaan dari semua bagian-bagian individu akhirnya dibeberkan; bahan-bahan ditentukan; kelayakan teknis dan ekonimis diperisa ulang; semua gambar dan dokumen-dokumen produksi lainnya dibuat.

1.2 Konsep Desain
Sebelum analisa-analisa dan evaluasi-evaluasi dapat dijalankan, sang desainer tentu saja harus terlebih dahulu memunculkan sebuah usulan desain. Ini seringkali dianggap sebagai bagian perancangan yang misterius dan kreatifitas – pelanggan memberikan apa yang bisa disebut pernyataan persyaratan yang sangat singkat dan desainer menanggapinya (setelah periode waktu yang sesuai) denagan sebuah usulan desain (desainer proposal). Kemampuan untuk mengkonsep desain suatu produk sebagiannya tergantung pada kemampuan untuk memvisualisasikan sesuatu dari dalam, didalam “mata pikiran”, tapi barangkali bahkan tergantung lebih banyak pada kemampuan untuk membuat visualisasi luar (eksternal). Sekali lagi, gambar adalah fitur kunci dari proses desain.

Pada permulaan proses desain, desainer biasanya berhadapan dengan masalah yang didefinisikan sangat kurang baik namun dia harus menghasilkan sebuah penyelesaian yang terdefinisi dengan baik. Sebaliknya, bila seseorang memikirkan semua penyelesaian potensial yang menempati ruang penyelesaian, maka masalah tersebut relatif tidak teridentifikasi – barangkali kali tidak terhingga. Sehingga kesulitan desainer menjadi dua kali lipat : memahami masalah dan menemukan penyelesaian.

Seringkali kedua aspek yang saling melengkapi dari desain – masalah dan penyelesaian – harus dikembangkan sisi demi sisi. Desainer membuat sebuah usulan penyelesaian dan menggunakannya untuk membantu memahami apa masalah sesungguhnya dan menyelesaikan seperti apa yang tepat. Maka dari itu konsepsualisasi dan representasi masalah dan penyelesaian adalah sangat penting bagi berbagai pencarian dan prosedur-prosedur lain yang mengikuti, dan juga bagi penyelesaian akhir yang akan didesain.

1.3 Evaluasi Desain
Salah satu tujuan lain yang paling penting adalah pemeriksaan, atau pengevaluasian, dari usulan-usulan desain sebelum memutuskan versi akhir untuk dibuat. Titik utama daro pemisahan proses desain dengan proses pembuatan adalah bahwa usulan-usulan untuk benda-benda baru dapat diperiksa sebelum dibawa kedalam lantai produksi. Prosedur pemeriksaan mungkin hanya untuk memastikan bahwa komponen-komponen yang berbeda akan cocok untuk memastikan bahwa desain akhir tersebut dapat dikerjakan. Prosedur-prosedur pemeriksaan yang lebih rumit adalah berkaitan dengan penganalisaan gaya-gaya dalam desain yang diusulkan untuk memastikan bahwa setiap komponen dirancang untuk menahan beban yang ditanggungnya, yang merupakan proses penyempurnaan desain untuk memenuhi kriteria tertentu seperti kekuatan maks, berat minimum maupun biaya.

Proses penyempurnaan yang sangat rumit ini adalah bagian yang paling banyak memakan waktu dari proses desain keseluruhan. Sekalipun demikian, diluar kesulitan-kesulitan potensial ini proses penyempurnaan tetap merupakan bagian kunci perancangan. Awalnya proses ini terdiri dari penganalisaan desain yang diusulkan, dan untuk ini si perancang perlu menerapkan berbagai ilmu teknik atau pengetahuan lain. Dalam banyak kasus, para ahli dengan pengetahuan lebih diundang untuk menjalankan analisa-analisa ini. Lalu, hasil-hasil analisa dievaluasi dibandingkan dengan criteria desain – apakah desain tersebut memiliki ruangan yang cukup didalamnya, apakah memenuhi persyaratan kekuatan minimum dan sebagainya. Visualisasi dari desain yang diusulkan mungkin juga penting bagi pelanggan dan desainer untuk mengevaluasi aspek-aspek seperti penampilan, bentuk dan warna.

2 Perancangan Desain
Desainer masih harus mempunyai beberapa tujuan untuk dikerjakan. Hasil dari rancangan adalah sebuah usulan tentang beberapa cara untuk mencapai akhir yang ditetapkan. “akhir” tersebut adalah sejumlah tujuan yang harus dipenuhi oleh obyek yang dirancang.

Sebuah langkah awal penting dalam sebuah perancangan adalah mencoba untuk menjelaskan tujuan-tujuan desain. Sesungguhnya adalah sangat membantu pada semua proses perancangan untuk memiliki sebuah ide yang jelas dari tujuan-tujuan, meskipun tujuan-tujuan tersebut bisa berubah seiring perkembangan pekerjaan desain. Tujuan-tujuan awal dan sementara bisa berubah, melebar ataun menyemit, atau betul-betul berubah saat masalah menjadi lebih dipahami dan saat ide-ide penyelesaian berkembang. Sehingga sangat mungkin bahwa baik “akhir” maupun “cara-cara” akan berubah selama proses desain. Namun demikian, sebagai sebuah bantuan untuk mengontrol dan mengatur proses desain, adalah penting untuk memiliki disemua waktu, sebuah pernyataan tujuan-tujuan yang sejelas-jelasnya. Pernyataan ini harus dalam bentuk yang mudah dimengerti dan yang dapat disetujui oleh klien dan desainer, atau oleh banyak anggota dari team desainer.

2 komentar:

admin mengatakan...

sumbernya dari mana ya gan?

admin mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.